JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat terus menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan
Menurut dia, efektivitas penekanan risiko penularan akan lebih maksimal dengan menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
"Saya imbau masyarakat jangan lengah, karena pandemi masih berlangsung. Risiko penularan bisa ditekan lebih maksimal dengan protokol kesehatan," ujar Wiku dikutip dari siaran pers Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Tanggapi Penjemputan Rizieq Shihab, Satgas Covid-19 Berharap Tak Ada Lagi Kerumunan
Wiku juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada penularan virus corona.
Sebab, berbagai belahan dunia saat ini sedang mengalami fenomena gelombang kedua atau second wave pandemi Covid-19.
Gelombang kedua adalah tren kenaikan kasus yang kembali memuncak setelah mengalami kurva penambahan kasus yang melandai.
"Bahwa lonjakan kasus, merefleksikan kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit, baik yang tengah menjalani isolasi atau dirawat akibat Covid-19," kata dia.
Baca juga: Satgas Sebut Tingginya Kasus Covid-19 di Bekasi-Depok Bisa karena Masifnya Testing
Wiku pun kembali mengingatkan, menurut WHO, gejala Covid-19 akan muncul atau dapat dirasakan setelah lima atau enam hari dari terpapar virus Covid-19.
Atau, paling lama dapat dirasakan setelah 14 hari, bahkan terkadang tidak tampak sakit.
Pada umumnya, ada dua istilah untuk membedakan pasien Covid-19.
Pertama, asimtomatik yang berarti dapat menularkan tanpa menunjukkan gejala apa pun.
Kedua, presimptomatik yang berarti orang yang masih dalam tahap pengembangan gejala atau berada dalam masa inkubasi.
Lebih lanjut, Wiku juga merujuk pada tiga penelitian yaitu dari Kronbichler, et al, pada 506 pasien dari 36 studi (2020); He, et al, pada 50 pasien dari 114 studi (2020); dan Yu, et al, pada 79 pasien dari tiga rumah sakit di Wuhan China pada 2020.
Baca juga: Satgas: Penurunan Kasus Covid-19 di Jakarta Tunjukkan Kedisiplinan Warga
Ketiga penelitian itu menyatakan bahwa, kebanyakan penderita Covid-19 yang tidak bergejala adalah populasi berusia muda dan berpotensi menularkan orang-orang sekitarnya.
"Hal ini fenomenanya juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset itu, apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas atau tidak berada dalam kondisi sakit," ujar Wiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.