JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito memberikan tanggapan atas vaksin Pfizer yang diklaim 90 persen efektif mencegah Covid-19.
Menurut Wiku, pemerintah Indonesia sebenarnya terbuka terhadap semua kandidat vaksin yang efektif mencegah Covid-19.
"Pada prinsipnya pemerintah Indonesia terbuka pada kandidat vaksin yang cocok dan efektif," ujar Wiku dalam konferensi pers daring yang ditayangkan kanal YouTube BNPB, Kamis (12/11/2020).
"Namun, juga tetap harus mempertimbangkan berbagai aspek pendukung kandidat vaksin itu," tuturnya.
Baca juga: Satgas: Mohon Bersabar, Produksi Vaksin Covid-19 Butuh Waktu
Wiku mengingatkan, penanganan pandemi Covid-19 membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta dan lembaga internasional
Kolaborasi ini nantinya akan semakin meningkatkan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sebagaimana diberitakan, vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer membawa angin segar di tengah pandemi yang kian menginfeksi lebih dari 50 juta orang di seluruh dunia.
Raksasa farmasi asal Amerika Serikat tersebut pada Senin (9/11/2020) mengumumkan bahwa vaksin virus corona yang dikembangkan bersama mitra mereka dari Jerman, BioNTech, 90 persen efektif mencegah Covid-19.
Pasalnya, dalam uji coba fase 3, vaksin yang telah disuntikkan pada 43.538 relawan menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Baca juga: Pemerintah Masih Pelajari Daerah Mana Saja yang Perlu Vaksin Covid-19
Pfizer dan BioNTech mengungkapkan di antara sejumlah peserta uji coba tersebut, hanya 94 relawan yang terindentifikasi terpapar virus SARS-CoV-2 setelah mendapat suntikan dosis kedua vaksin atau plasebo, seperti dikutip dari Nature, Selasa (10/11/2020).
Kendati perusahaan farmasi ini tidak menunjukkan berapa banyak kelompok plasebo atau di antara relawan ini mendapat vaksin, namun mereka mengatakan pembagian kasus di antara kelompok telah menunjukkan vaksin tersebut lebih dari 90 persen efektif mencegah penyakit.
Hal itu diukur setidaknya setelah satu minggu peserta menerima dosis kedua vaksin Covid-19 tersebut, dan tiga minggu setelah disuntik dosis pertama.
Uji coba ini akan berlanjut hingga tercapai 164 kasus Covid-19 yang terdeteksi, sehingga perkiraan awal keefektifan vaksin dapat berubah.
Baca juga: IDI: Uji Klinis terhadap 1.000-2.000 Relawan Belum Bisa Pastikan Vaksin Aman
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.