“Mengingat rumah saya di desa dan adatnya kalau ada orang melahirkan pasti dijenguk, saya membatasi tetangga yang ingin datang,” kata Tika.
Selain itu, Tika juga mewajibkan Alfath yang setiap hari bekerja sebagai guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Batik 1 Solo untuk bersih-bersih ketika sampai di rumah.
“Harus selalu mandi dulu, karena setiap hari laju dari Solo,” kata Tika.
Tika menuturkan, dia menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dalam dua persalinannya. Sebab dengan begitu, proses persalinannya gratis dan fasilitas yang didapat memadai.
“Persalinan anak pertama dan kedua dibantu BPJS Kesehatan, semua di rs yang sama. Tidak ada tambahan biaya apapun, Rp 0. Prosesnya juga tidak rumit, langsung dibantu rs,” kata Tika.
Tika mengatakan, dia dan keluarganya sudah terdaftar sebagai JKN-KIS kurang lebih sejak enam tahun yang lalu.
“Dulu awalnya sekolah tempat saya mengajar menawari, ya langsung saja semangat mendaftar, toh memang diperlukan,” tuturnya.
Baca juga: Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan, RSUI Bisa Segera Layani Pasien JKN-KIS
Bahkan saat Mahir lahir, Tika pun berinisiatif untuk langsung mendaftarkannya sebagai peserta JKN-KIS kelas dua.
“Sebagai antisipasi saja karena sedang banyak virus, apalagi bayi masih sangat rawan, jadi kalau sudah mendaftar JKN-KIS kan lebih tenang kalau ada apa-apa,” tuturnya.
Tika menuturkan, dia dan suami mendaftarkan Mahir dengan datang sendiri ke Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Proses pendaftarannya cepat, tidak rumit,” imbuh Tika.
Baca juga: Andalkan BPJS Kesehatan, Pria Ini Berjuang Sembuh dari Gagal Ginjal
Ibu dua anak ini pun berharap, BPJS Kesehatan tetap mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanannya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan