Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Debat Pilkada Terkendala Akses Saluran TV Nasional

Kompas.com - 11/11/2020, 09:13 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Abhan mengungkap, debat calon kepala daerah masih menemui kendala. Masih ada daerah yang ternyata tak bisa mengakses stasiun televisi nasional yang menyiarkan debat Pilkada.

"Saya kira ini yang sebetulnya kampanye bisa dilihat publik, tapi beberapa sampai menggunakan TV nasional pun ada beberapa daerah yang tidak bisa akses itu," kata Abhan dalam sebuah diskusi daring, Selasa (10/11/2020).

Abhan mengatakan, debat sebetulnya merupakan sarana yang baik untuk menyampaikan visi, misi dan program dari pasangan calon kepala daerah.

Masyarakat yang tak mampu mengakses kampanye daring diharapkan bisa terinformasi melalui metode kampanye debat ini. Jangkauan tayangan debat sebenarnya diharapkan lebih luas dan dapat menyentuh seluruh kalangan.

Baca juga: Jelang Pilkada, Kominfo Minta Pemilih Gunakan Media Daring untuk Mengenal Calon Kepala Daerah

 

"Tapi masih ada catatan tadi ternyata terkendala juga soal teknis jaringan, ternyata juga tidak bisa semua mengakses," ujar Abhan.

Selain debat publik, kendala Pilkada lainnya yakni kampanye virtual. Beberapa daerah masih kesulitan mengakses internet sehingga tak dapat mengikuti kampanye daring.

Padahal, kampanye metode tersebut sangat didorong di masa pandemi seperti sekarang ini.

"Ternyata memang media daring yang harusnya bisa dilakukan pasangan calon tim kampanye memang kurang diminati karena banyak faktor. Faktor masyarakat itu sendiri memang di daerah-daerah tertentu jaringan saja susah," ungkap Abhan.

Abhan mencontohkan sejumlah daerah seperti Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat. Di wilayah tersebut, kampanye virtual tak memungkinkan lantaran sinyal internet masih sangat minim.

Baca juga: Kemenkominfo Akui Kampanye Daring Pilkada Terkendala Infrastruktur Digital

 

Ada juga beberapa daerah penyelenggara Pilkada lainnya yang terkendala sinyal internet seperti Kepulauan Riau, Natuna, Maluku, hingga Pulau Seram.

"Ini saya kira salah satu hambatan bahwa media daring masih tidak diminati oleh peserta, masih menggunakan metode konvensional," kata Abhan.

Dengan adanya kendala tersebut, Abhan berharap metode kampanye berupa iklan di media massa dapat dimaksimalkan. Metode ini baru boleh dilakukan di 14 hari terakhir masa kampanye atau 22 sampai 5 Desember 2020.

"Iklan kampanye juga bagian dari yang difasilitasi KPU, KPU bisa memfasilitasi dengan optimal," kata dia.

Adapun Pilkada Serentak 2020 digelar di 270 wilayah di Indonesia, meliputi 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.

Masa kampanye berlangsung selama 71 hari, dimulai sejak 26 September dan berakhir 5 Desember 2020.

Sementara, hari pemungutan suara Pilkada rencananya akan dilaksanakan secara serentak pada 9 Desember.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com