JAKARTA, KOMPAS.com - Polri merasa bangga dengan gelar pahlawan nasional yang dianugerahkan kepada Kepala Kepolisian RI (Kapolri) pertama Indonesia, Jenderal (Purn) Raden Said Soekanto.
Prosesi penganugerahan gelar tersebut dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (10/11/2020).
“Polri beserta keluarga besar merasa bangga dianugerahnya Jend Pol RS Soekanto menjadi pahlawan nasional,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam keterangannya, Selasa.
Argo menuturkan, Soekanto telah meletakkan dasar struktur hingga falsafah bagi institusi Polri.
Menurutnya, kontribusi dan perjuangan Soekanto perlu dicatat sebagai bagian dari sejarah bangsa.
“Kehadirannya telah membawa warna dan pengaruh yang harus diingat dan dicatat sebagai bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia,” ucap dia.
Baca juga: Hari Pahlawan 2020, Ini Profil Enam Tokoh Pahlawan Nasional Baru
Soekanto dilantik sebagai Kepala Kepolisian Negara (KKN) oleh Presiden Soekarno pada 29 September 1945.
Pria kelahiran Bogor, 7 Juni 1908, tersebut adalah orang di balik berdirinya Markas Besar Kepolisian RI di Jakarta Selatan yang kita kenal sekarang.
Soekanto yang merencanakan pembangunan kantor kepolisian di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan sebutan Markas Besar Djawatan Kepolisian Negara RI (DKN).
Gedung itu kemudian diresmikan Soekanto pada 17 Agustus 1952. Saat itu, kantor tersebut menjadi gedung perkantoran termegah setelah Istana Negara.
Selama kepemimpinannya, Soekanto diketahui berperan dalam pendirian Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di Jakarta, pembentukan sejumlah kesatuan di institusi kepolisian, dan peresmian motto Polri.
Soekanto kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kapolri/Menteri Muda Kepolisian pada 15 Desember 1959.
Baca juga: Kisah Heroik Mayor Abdurahman, Pejuang Sumedang Calon Pahlawan Nasional
Semasa hidup, Soekanto dikenal sebagai sosok yang jujur dan sederhana.
Hal itu terlihat dari rumah yang ditempati Soekanto. Ketika sudah pensiun, Soekanto tinggal di rumah yang ia sewa di kawasan Jakarta Pusat.
Adapun Soekanto meninggal di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 24 Agustus 1993 dalam usia 85 tahun.
Meski berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Soekanto memilih dimakamkan dalam satu liang bersama istrinya, Hadidjah Lena Soekanto-Mokoginta yang berpulang pada 1 Maret 1986.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.