Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyumi Reborn Dinilai Sulit Bertahan, Perlu Ikut Bersihkan Citra Partai Politik

Kompas.com - 09/11/2020, 10:47 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Irfan Kamil,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajar komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan, partai politik berbasis agama yang baru dideklarasikan, yaitu Masyumi Reborn akan sulit untuk memimpin perolehan suara.

Menurut dia, hal yang cukup bisa dilakukan saat ini oleh partai tersebut adalah bertahan.

"Apakah bisa leading atau meredup? Bertahan saja sudah syukur jawabannya," kata Hendri saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/11/2020).

Baca juga: Gerindra Ragukan Masyumi Reborn Kelanjutan Masyumi Sebelumnya

Menurut dia, perjuangan Masyumi Reborn akan sulit di tengah pertarungan parpol berbasis agama dengan parpol nasionalis yang lebih meraih suara masyarakat.

Selain itu, ia menilai bahwa citra dan reputasi partai politik itu sendiri, secara umum sudah buruk di mata masyarakat.

Dia menjelaskan, partai politik baru itu akan berpikir untuk membereskan pekerjaan rumah dari partai politik lama yang sudah dianggap tidak bagus oleh masyarakat.

"Jadi kalau pun ada partai-partai baru, maka, mereka pun harus menyelesaikan pekerjaan rumah untuk memperbaiki reputasi dan citra partai politik. Jadi bayangkan, sebelum mereka mendapatkan suara ikut-ikutan terjerumus membereskan pekerjaan rumah partai politik lama tentang reputasi dan citra," kata dia.

Baca juga: Masyumi Reborn Muncul, Pengamat: Terlalu Nekat kalau Masih Bawa Isu Agama

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa perjuangan Masyumi Reborn di pertarungan politik akan berat sekali.

Tantangan berikutnya, kata dia, saat ini perebutan suara untuk parpol berbasis agama sudah dimiliki oleh tiga besar partai yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PAN, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sebabnya, ia menilai akan sulit bagi partai politik baru berbasis agama untuk bertarung dalam memperebutkan suara masyarakat.

"Belum lagi ada Partai Gelora. Artinya, dengan partai politik yang sekarang ada yang kuat, seperti PKS, PAN, dan PKB. Sebetulnya, pemilik suara yang menginginkan partai berbasis agama itu sudah cukup," ucap Hendri.

Baca juga: Masyumi Reborn Muncul, Pengamat: Terlalu Nekat kalau Masih Bawa Isu Agama

Sedangkan, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai bahwa kemunculan Masyumi Reborn di perpolitikan Tanah Air tidak akan besar jika masih membawa isu agama.

"Kasus-kasus sebelumnya kan sudah terang bahwa partai-partai Islam ini tidak berkembang karena tidak beranjak isunya dari isu-isu agama," kata dia.

Menurut dia, yang perlu dikedepankan partai politik baru adalah isu yang memengaruhi langsung kehidupan mereka.

Isu itu pun beragam, dari lingkungan, antikorupsi, hingga ekonomi yang dirasakan semakin sulit.

"Mestinya yang dijual itu adalah isu-isu yang langsung, direct, to the point dengan kebutuhan masyarakat seperti ekonomi, kerusakan lingkungan, anti korupsi, anti dinasti politik dan lain-lain, mestinya itu yang jauh lebih ditonjolkan ketimbang jualan isu agama," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Nasional
Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Nasional
Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Kala Hakim MK Beda Suara

Kala Hakim MK Beda Suara

Nasional
Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com