Rizky menambahkan, tokoh masyarakat dan tokoh agama masih didengarkan oleh masyarakat dalam penyampaian informasi mengenai Covid-19 ini.
Oleh karenanya, untuk penanganan Covid-19 masyarakat harus mengakses sumber-sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Untuk informasi Covid-19 sudah ada website, covid19.go.id yang di dalamnya terdapat fitur hoaks buster untuk memastikan informasi tersebut benar atau hoaks.” ujar Rizky.
Pada kesempatan yang sama, Konsultan UNICEF, Risang Rimbatmaja menuturkan, jika dianalisa secara individual, 47 persen masyarakat telah menerapkan perilaku jaga jarak.
Baca juga: BNPB Minta Depok Segera Isolasi OTG Covid-19 di Lokasi Khusus
"Tak hanya itu, 71 persen memakai masker, dan 72 persen sudah mencuci tangan," ujar Risang.
Menurut Risang, khusus untuk jaga jarak, ternyata ada aspek norma sosial yang berperan di dalamnya.
"Peran tersebut misalnya merasa tidak enak menjauh dari orang lain atau berpikir bahwa semua orang juga tidak menjaga jarak," ujar Risang.
Risang juga mengatakan, konsep kesalahan persepsi orang yang kelihatan sehat, dianggap tidak bisa menularkan penyakit juga jadi faktor rendahnya penerapan perilaku menjaga jarak.
Baca juga: BNPB: Waspada, Wilayah Sulawesi Berpotensi Dilanda La Nina
“Kelihatannya konsep Orang Tanpa Gejala (OTG) masih belum betul-betul berada di benak masyarakat,” jelas Risang Rimbatmaja.
Untuk itu, masyarakat perlu mengetahui konsep OTG agar lebih disiplin dalam melakukan gerakan pencegahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.