JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi VII Badan Intelijen Negara ( BIN) Wawan Hari Purwanto menyebut kasus pembakaran halte Trans Jakarta Sarinah di tengah unjuk rasa penolakan UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dilakukan secara sistematis dan terencana.
"Ini memang secara sistematis, dia sudah merencanakan dan mereka cenderung datangnya lebih sore sesudah semua bergerak dan dia mencari celah untuk melakukan penyerangan (pembakaran)," ujar Wawan dalam acara "Mata Najwa", Rabu (4/10/2020).
Kompas.com telah memperoleh izin Najwa Shihab untuk mengutip hasil wawancaranya dengan Wawan Hari Purwanto.
Baca juga: Viral Foto Halte Trans Jakarta Diperbaiki dalam Waktu 3 Hari, Ini Penjelasannya
Wawan menilai kasus pembakaran halte tersebut direncanakan.
Ia menyebut pelaku pembakaran merupakan kelompok yang mempunyai pola dalam setiap aksinya. Ini biasa dilakukan oleh kelompok tertentu, termasuk Anarko.
Menurut Wawan, kelompok Anarko juga mempunyai cara yang sistematis dalam melakukan aksinya.
"Ini tentu satu kelompok yang menggunakan berbagai pola, termasuk cara-cara Anarko untuk secara sistematis melakukan penyerangan dan sejumlah nama-nama juga tertangkap, tinggal pengembangannya," kata dia.
Baca juga: Polisi Sebut Ada 4 Kelompok Pembakar Halte Transjakarta saat Demo Tolak Omnibus Law
Menurut Wawan, penulusuran secara detail perlu terus dilakukan agar bisa diungkap, termasuk mencari barang bukti hingga olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Di sanalah nanti bisa dilakukan langkah untuk lakukan upaya bagaimana sanksi itu diterapkan," ungkap Wawan.
Diketahui, aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja di Jakarta, Kamis (8/10/2020) diwarnai kericuhan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan