Di sisi lain, tercatat pula peran Soekanto dalam pembentukan sejumlah kesatuan di institusi kepolisian.
Soekanto memelopori pembentukan Brigade Mobil (Brimob), pasukan khusus Polri; mendirikan pusat pendidikan Brimob di Porong; serta Satuan Polisi Perairan dan Udara.
Selama mengemban jabatan sebagai Kapolri, Soekanto sempat menyatakan keberatan terhadap rencana Presiden Soekarno membentuk ABRI yang terdiri dari Angkatan Perang dan Angkatan Kepolisian.
Alasan keberatan Soekanto adalah demi menjaga profesionalisme kepolisian.
Baca juga: Mengenal Kapolri Pertama Indonesia, Raden Said Soekanto..
Akan tetapi, ABRI kemudian terbentuk melalui Tap MPRS Nomor II dan III Tahun 1960. Berdasarkan aturan itu, ABRI terdiri atas Angkatan Perang dan Polisi Negara.
Pada tahun sebelumnya, tepatnya pada 15 Desember 1959, Soekanto telah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kapolri/Menteri Muda Kepolisian.
Pangkat terakhir Soekanto adalah komisaris jenderal polisi atau letnan jenderal. Pangkatnya dinaikkan menjadi jenderal polisi (purnawirawan) pada tahun 1968.
Jujur dan sederhana
Soekanto dikenal sebagai sosok yang jujur dan sederhana selama menjabat sebagai Kapolri.
Hal itu terlihat dari rumah yang ditempati Soekanto. Ia hanya mempunyai sebuah rumah sederhana di Kompleks Polri Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Ketika sudah pensiun, Soekanto tinggal di rumah yang ia sewa di kawasan Jakarta Pusat.
Soekanto meninggal di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada 24 Agustus 1993 dalam usia 85 tahun.
Baca juga: Jenderal Hoegeng dan Sosok Polisi Pelayan Masyarakat
Ia sebenarnya berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Namun, Soekanto memilih dimakamkan dalam satu liang bersama istrinya, Hadidjah Lena Soekanto-Mokoginta, yang berpulang pada 1 Maret 1986.
Proses pemakaman secara militer di Pemakaman Tanah Kusir, Jakarta Selatan, kala itu dihadiri sejumlah petinggi negara.
Sebuah pujian datang dari Kapolri periode 1968-1971, Jenderal Pol (Purn) Hoegoeng Imam Santoso yang menyebut Soekanto adalah sosok teladan.
Menurut Hoegeng, Soekanto memberi contoh bagaimana seorang polisi harus jujur dan mengabdi kepada masyarakat.
"Tanpa Pak Kanto, polisi sudah berantakan," ucap Hoegeng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.