Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iqrak Sulhin
Dosen Kriminologi UI

Dosen Tetap Departemen Kriminologi UI, untuk subjek Penologi, Kriminologi Teoritis, dan Kebijakan Kriminal.

Pelarian Cai Changpan dan Mengapa Narapidana Melarikan Diri

Kompas.com - 02/11/2020, 06:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Memang muncul pertanyaan, bagaimana dengan ‘navigasi’ ketiga menggali terowongan hingga bisa tersambung dengan jalan keluar? Mengenai hal ini hanya ada beberapa kemungkinan.

Pertama, pelaku memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memperkirakan arah karena mendapatkan pelatihan-pelatihan terkait sebelumnya. Kedua, adanya bantuan dari pihak lain.

Seperti diberitakan, ditemukan dugaan adanya oknum petugas yang memberikan bantuan dalam proses penggalian.

Baca juga: Terpidana Mati Cai Changpan Diduga Bunuh Diri, Ini Kilas Balik Perjalanan Kasusnya

 

Sejauh mana keterlibatan dari oknum petugas ini, tentu diserahkan saja pada investigasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.

Sebab jauh dan sebab dekat

Secara umum, mengapa narapidana melarikan diri tidak hanya berkaitan dengan kondisi situasional di atas, yang bisa disebut sebagai sebab dekat.

Sebab dekat yang lain bisa seperti keinginan lepas dari penderitaan sebagai narapidana (the pain of imprisonment), adanya masalah yang mengancam keselamatan dalam konteks interaksi antar-narapidana, atau sebagai dampak lanjutan dari kerusuhan di dalam penjara.

Namun demikian, ada beberapa hal yang dapat disebut sebagai sebab jauh, seperti keinginan yang kuat untuk bertemu dengan keluarga, hingga adanya “urusan” yang belum selesai berkaitan dengan aktivitas kejahatan yang sebelumnya dilakukan.

Meskipun yang disebutkan terakhir ini masih berupa asumsi.

Penelitian yang dilakukan oleh Culp (2005) di Amerika Serikat memperlihatkan data yang menarik mengenai sebab-sebab pelarian ini.

Berdasarkan pengamatannya, dalam rentang 1988 s/d 1998, angka pelarian narapidana per 100 orang narapidana di Amerika Serikat memperlihatkan kecenderungan menurun.

Dari 1.40 tahun 1988 menjadi 0.40 di tahun 1998. Perubahan komposisi narapidana hingga dilakukannya perbaikan teknologi berperan dalam turunnya angka ini.

Namun, hal yang menarik adalah, tiga persentase tertinggi narapidana yang melakukan pelarian dilihat dari sisi tipologi kejahatannya adalah; narapidana kasus pembunuhan 33.1%, narapidana kasus pencurian 11% dan narapidana kasus narkotika 5.5%.

Data ini benar-benar memperlihatkan bahwa tidak selamanya narapidana yang dipidana penjara dalam waktu yang lama adalah mereka-mereka yang punya keinginan terkuat untuk melarikan diri, baik untuk bertemu keluarga ataupun sesederhana motif ingin “bebas”.

Narapidana kasus pencurian yang umumnya dipenjara dalam waktu relatif pendek, justru menjadi dua tertinggi yang melakukan pelarian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com