Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bobby Nasution, Menantu Jokowi di Gelanggang Politik Pilkada Medan

Kompas.com - 31/10/2020, 06:03 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Afif Nasution maju sebagai calon wali kota Medan bersama Aulia Rachman.

Mereka diusung oleh PDI-P, Gerindra, PAN, Golkar, NasDem, PSI, Hanura dan PPP. Bila ditotal, koalisi partai pengusung Bobby-Aulia memiliki 39 kursi di DPRD Kota Medan.

Di Pilkada Medan, ia berhadapan dengan Pasangan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi hanya didukung oleh koalisi dua partai politik yakni Demokrat dan PKS.

Baca juga: Foto Bersama Bobby Nasution, Wagub Sumut Musa Rajeckshah Dilaporkan ke Bawaslu

Kendati demikian, majunya Bobby di Pilkada Medan 2020 tak lepas dari isu politik dinasti yang langsung menerpanya.

Berbagai tudingan pun muncul di tengah pencalonannya mulai dari menghidupkan dinasti politik lantaran merupakan keluarga presiden hingga dituding tak pernah tinggal di Medan lantaran banyak menghabiskan waktu di ibu kota.

Tanggapi isu dinasti politik

Di tengah santernya isu dinasti politik yang menerpanya, Bobby pun membantah.

"Ya bukan dinastilah," kata Bobby di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Bobby mengatakan, keputusannya maju di Pilwalkot Medan untuk membangun daerah kelahirannya.

"Kita ingin berbuat, ingin berbuat di suatu daerah kita tempat lahir kita di situ ya, saya rasa bukan dinasti lah," ujar dia.

Program inti yang ingin ia realisasikan adalah memperbaiki tatanan pemerintahan yang terkoneksi mulai dari bawah.

Ia mengharapkan kepala lingkungan bisa mengklaster warganya dan membuat sistem pelayanan terbuka.

Dalam kesempatan lain, usai diusung oleh PDI-P, ia mengatakan, dirinya dan Aulia akan membangun "new Medan" dengan berlandaskan pada semangat kolaborasi.

Baca juga: Diterpa Isu Uang Mundur, Paman Bobby Nasution: Murni Permintaan Keluarga dan Etika Politik

Bobby pun mengajak seluruh masyarakat Medan agar pilkada kali ini menjadi momentum mewujudkan harapan dan persatuan.

"Saya membawa semangat kolaborasi untuk membangun Kota Medan di mana semangat ini lahir dari semangat gotong-royong Bung Karno," ujar dia.

"Semangat kolaborasi ini akan menjadi penguatan kepada seluruh elemen partai untuk menciptakan 'New Medan'. Kota Medan yang penuh keberkahan," imbuh Bobby.

Beda nasib dengan Gibran

Kendati demikian Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno memberi catatan khusus pada Bobby meskipun partainya turut mengusung menantu Presiden Jokowi itu.

Ia menilai, kondisi yang dialami Bobby di Medan berbeda dengan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang maju sebagai calon Wali Kota Solo.

Menurut Eddy, Bobby bukanlah sosok yang diunggulkan dalam pilkada Kota Medan.Terlebih, lanjut Eddy, Jokowi tercatat dua kali kalah di Medan pada Pilpres 2014 dan 2019.

Sementara itu, ia menilai peluang Gibran memenangkan pilkada Kota Solo lebih terbuka lebar karena Gibran dinilai menjadi satu-satunya kandidat yang mempunyai elektabilitas.

"Kalau kita lihat secara historis, Pak Jokowi itu dua kali, dua pilpres, itu kalah di Kota Medan dan Kota Medan itu basis Islam konservatif terutama di medan utara itu cukup kuat," ujar Eddy.

Baca juga: Menilik Kekayaan Bobby Nasution, Mantu Jokowi dan Cawalkot Medan

Oleh karena itu, PAN selaku salah satu pengusung mengingatkan agar Bobby harus bekerja keras untuk meraih kemenangan di Kota Medan.

"Mas Bobby harus kerja keras di sana memang disitu dibutuhkan PAN dan Gerindra untuk memang memperluas basis pemilih yang sedianya di pilpres dengan tahun yang lalu tidak memilih Pak Jokowi," kata Eddy.

Eddy mengatakan, kondisi berbeda antara Gibran dan Bobby tersebut menunjukkan bahwa status anak dan menantu presiden tidak memberi jaminan kemenanganan di Pilkada.

"Saya kira di sini sudah terlihat bahwa seorang anak baik itu anak kandung maupun anak mantu dari presiden tidak serta merta bisa melenggang begitu saja untuk memenangkan pertarungan," kata Eddy.

Namun demikian, Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto optimistis menantu Presiden Joko Widodo bersama Aulia Rahman akan memenangkan Pilkada Kota Medan.

Menurut Hasto, ketika PDI-P resmi mencalonkan Bobby, didasari sebuah keyakinan atas kuatnya gotong royong parpol pengusung pasangan itu.

"Kami yakin, bahwa dengan didukung partai-partai Koalisi Indonesia Maju, kita bisa bersama-sama melangkah dengan optimisme dan menjadikan Kota Medan sebagai pusat perkembangan di Sumut," kata Hasto dalam konferensi pers virtual usai pembukaan sekolah partai PDI-P, Jumat (21/8/2020).

Baca juga: Bobby Nasution-Aulia Rachman Mendaftar ke KPU Medan, Tampil Gaul Naik Vespa

Hasto juga menyatakan pihaknya tak sependapat jika Medan disebut sebagai basis Islam konservatif. Menurut dia, masyarakat Medan dikenal memiliki pemikiran yang terbuka.

Apalagi, lanjut Hasto, masyarakat Medan dan Sumatera Utara sudah merasakan infrastruktur yang sedang dibangun pemerintahan Jokowi.

Ia meyakini, masyarakat Medan bisa menangkap serta merasakan bagaimana rencana kemajuan untuk Medan dan Sumatera Utara.

"Terlebih nanti setelah Sumatera itu terkoneksi melalui infrastruktur yang mendukung kemajuan seluruh wilayah di Sumatera. Maka Kota Medan akan menempati peran yang penting dan itu sekaligus yang ditangkap oleh masyarakat kota Medan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com