Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Tangsel, Sosok Keponakan Prabowo Janji Politiknya hingga Serangan Lawan

Kompas.com - 30/10/2020, 12:13 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pilkada 2020 diwarnai dengan nuansa politik dinasti. Sejumlah nama yang terkait kekerabatan dengan pejabat di Indonesia ikut dalam kontestasi Pilkada.

Salah satunya, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau biasa disapa Sara dalam Pilkada Tangerang Selatan. Sara kini berstatus calon wakil wali kota Tangerang Selatan berpasangan dengan Muhammad. 

Munculnya nama Sara mencuri perhatian publik. Sebab, Sara merupakan anak dari Hashim Djojohadikusumo, adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Wanita kelahiran Jakarta, 27 Januari 1986 ini pernah menempuh pendidikan dasar (SD) di Tarakanita 2 pada 1992 hingga lulus pada 1998.

Setelah lulus sekolah dasar di Jakarta, Sara menempuh pendidikan SMA di College Du leman, Swiss, pada 2003.

Sara melanjutkan pendidikannya di University Of Virginia mengambil jurusan seni peran dan lanjut studi ke International School of Screen Acting di London.

Adapun dunia politik bukan hal yang baru bagi Sara, sebelum maju sebagai calon wakil wali kota Tangerang Selatan, ia pernah berkiprah sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019.

Pada Pileg 2019, Sara kembali mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif.

Ketika itu, Sara diminta untuk mewakili Dapil III Jakarta yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Namun, Sara gagal lolos ke DPR karena hanya mendapat 79.801 suara.

Kini, Sara maju sebagai calon wakil wali kota di Pilkada Kota Tangerang Selatan mendampingi calon wali kota Muhamad. Pasangan ini telah mendaftar ke KPU Kota Tangerang Selatan pada Jumat (4/9/2020).

Adapun motivasi Sara maju sebagai wakil wali kota Tangerang Selatan adalah banyak dukungan dari masyarakat dan komitmennya membangun Kota Tangerang Selatan.

Baca juga: Pilkada Tangsel di Tengah Pandemi Covid-19, Seperti Apa Gaya Kampanye Muhamad-Sara?

"Saya pasti akan maju dengan 100 persen, berkomitmen membangun Tangerang Selatan bersama Pak Muhammad," kata Sara ditemui di Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (20/7/2020)

Dalam Pilkada 2020 ini, Muhamad-Sara didukung dari sembilan partai politik yaitu PDI-P, Partai Gerindra, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional dan Partai Hanura.

Kemudian, Partai Nasdem, Partai Perindo, Partai Garuda, dan Partai Berkarya, dengan akumulasi kursi di DPRD Kota Tangsel mencapai 23 kursi.

Kampanye dan Janji Politik

Pasangan calon Muhamad-Sara mendapat nomor urut 1 dalam Pilkada 2020, hal tersebut diumumkan dalam Rapat Pleno KPU Tangerang Selatan pada Kamis (24/9/2020).

Pasangan ini mulai melakukan kampanye baik kampanye tatap muka secara terbatas dan kampanye secara virtual.

Tim Media dan Komunikasi Sara, Lestari mengatakan, Sara akan melakukan kampanye secara virtual dan tatap muka.

Sementara, jadwal Muhamad dan tim pemenangan untuk kampanye tatap muka sudah disesuaikan.

Baca juga: Kampanye di Buaran, Sara Janjikan Pusat Kesenian seperti TIM di Tangsel

"Hari ini full virtual, kebanyakan zoom meeting. Kayak podcast, ketemu relawan untuk ngobrol-ngobrol pakai zoom meeting kayak gitu, belum turun ke lapangan," Lestari saat dihubungi, Senin (28/9/2020).

Adapun dalam kampanye tatap muka secara terbatas, Sara sudah menemui komunitas masyarakat di Tangerang Selatan seperti Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) cabang Tangerang Selatan dan komunitas Batak di kawasan Kecamatan Serpong.

Muhamad-Sara berkomitmen untuk memajukan perekonomian masyarakat di Tangerang Selatan, salah satunya melalui program digitalisasi pasar tradisional.

"Muhammad-Saraswati memiliki program pengembang baik dalam penataan offline (kios) dan strategi online (e-commerce)," ujar Sara saat menemui perwakilan Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) cabang Tangerang Selatan, Jumat (9/10/2020).

Sara meyakini, melalui program digitalisasi tersebut para pedagang bisa menjual dagangannya di layanan e-commerce.

Dengan begitu, para pedagang bisa mendapatkan penghasilan lebih besar karena menjangkau konsumen lebih luas.

"Jangkauan pemasaran pasar-pasar tradisional lebih luas dan omzet semakin besar," ujar Sara.

Selain itu, Muhamad-Sara juga menjanjikan, program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan UMKM dan bantuan permodalan hingga Rp 100 juta per RW setiap tahun di wilayah Tangerang Selatan.

"(Bantuan modal) ini sebenarnya sudah nomenklaturnya. Ini istilanya seperti dana desa tapi kami tingkatkan jumlahnya. Ini digunakan untuk kebutuhan masyarakat lewat RW," kata Sara saat menemui Komunitas Batak di kawasan Serpong, Senin (5/10/2020).

Baca juga: Sara: Banyak yang Hilang Percaya pada Penegak Hukum soal Penanganan Kekerasan Seksual

Sara mengatakan, sejumlah program ditawarkannya seiring dengan permasalahan yang terjadi di Tangerang Selatan yang dirasakan kelompok masyarakat tersebut, seperti akses permodalan, kapasitas building bagi UMKM yang terdampak pandemi Covid-19 hingga kepastian hukum.

Oleh karenanya, ia meyakini, program-program yang ditawarkan akan mampu menjawab masalah tersebut.

"(Ini) Menjadi agenda utama Muhamad - Rahayu Saraswati karena dampak pandemi Covid-19," kata dia.

Tuduhan libatkan ASN dan pelecahan

Kendati demikian, perjalanan Pilkada Tangerang Selatan tidak cukup mudah bagi Muhamad-Sara. Berbagai isu miring pelibatan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bentuk pelecehan pun diarahkan kepada Sara.

Senin, (5/10/2020), kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda dan Mahasiswa Sadar Pilkada atau GPSP melaporkan seorang ASN ke Bawaslu karena diduga terlibat dalam kampanye Muhamad-Sara di kawasan Jombang pada 27 September 2020.

Laporan tersebut dibenarkan oleh Komisioner Divisi Penindakan Bawaslu Tangsel Ahmad Jazuli.

"Iya benar, laporannya tentang netralitas ASN. Bahwa menurut si pelapor ada dugaan ASN ikut deklarasi salah satu pasangan calon," ujar Jazuli.

Menurut Jazuli, Bawaslu Tangsel sedang memproses laporan tersebut dengan melakukan pengkajian awal selama dua hari.

Baca juga: Deretan Janji Muhammad-Sara di Pilkada Tangsel 2020

Namun, Juru bicara kampanye Partai Koalisi Muhamad-Sara Andreas Ari membantah melibatkan ASN pada kegiatan kampanye di kawasan Jombang pada 27 September 2020, karena tidak memiliki agenda resmi pada waktu tersebut.

"Pada hari itu kita tidak ada kampanye yak. Kita juga enggak ada ASN yang masuk ke dalam tim kampanyenya kami. Apalagi yang dilaporkan ke Bawaslu itu," ujar Ari saat dikonfirmasi, Senin (5/10/2020).

Ari mengatakan, pada 27 September tersebut tim pendukung Muhamad-Sara memang tengah berada di kawasan Jombang untuk membagikan kaos. Namun, kegiatan tersebut bukan agenda resmi sehingga tidak diketahui ada kehadiran ASN.

"Mungkin yang dibilang ASN itu mungkin dia terima, dipakai kaosnya, kemudian difoto dan sebagiannya. Tapi yang jelas kami enggak punya tim kampanye dari ASN," ungkapnya.

Di luar persoalan ASN, Sara mengaku mendapat pelecehan dalam kontestasi Pilkada 2020. Pelecehan yang dialami Sara bukan hanya satu kali, tetapi sudah dua kali.

Pertama, pada September 2020, Sara mengalami pelecehan oleh Politisi Partai Demokrat, yakni Cipta Panca Laksana.

Ketika itu, Panca menulis "Paha calon wakil wali kota Tangsel itu mulus banget" di akun pribadi Twitternya.

Cuitan Panca tersebut ramai menjadi perbincangan publik dan banyak pihak beranggapan cuitan tersebut ditujukan kepada Sara. Sebab, unggahan tersebut dipublis setelah Sara mengunggah fotonya yang tengah berolahraga.

Namun, kala itu, Sara tidak memperkarakan cuitan Panca karena tidak dicantumkan nama atau foto yang dimaksud.

Ia mengatakan, Panca perlu memberikan klarifikasi siapa sosok yang dimaksud dalam cuitannya, jika memang tidak ditujukan untuk dirinya.

"Jika dikatakan tidak ditujukan ke saya kan berarti ditujukan ke calon wakil wali kota yang lain. Tapi hal ini tidak pernah diklarifikasi," kata Sara saat dikonfirmasi Senin (26/10/2020).

Kemudian, belakang ini beredar di media sosial Facebook unggahan foto Sara ketika hamil disertai gambar bernada pelecehan.

Unggahan tersebut diduga dikirimkan oleh salah satu pendukung pasangan calon Pilkada Tangerang Selatan 2020.

"Yang mau coblos udelnya silakan. Udel dah diumbar. Pantaskah jadi panutan apalagi pemimpin Tangsel??" tulis akun Facebook bernama Bang Djoel, dikutip Senin (26/10/2020).

Sara menjelaskan, foto tersebut merupakan foto kehamilan pertamanya pada 5 tahun yang lalu. Namun, foto itu sengaja dikaitkan dengan kepentingan politik.

Sara mengatakan, kata-kata yang dituliskan pemilik akun tersebut dalam unggahannya sudah termasuk bentuk pelecehan.

"Terlepas keyakinan pribadi masing-masing dan cara pandang kita tentang cara berbusana yang layak, kata-kata yang digunakan jelas bentuk pelecehan dan ini tidak bisa ditolerir sama sekali," kata Sara dalam akun Facebook pribadinya, Senin.

Baca juga: Foto Maternity Miliknya Diserang, Sara Djojohadikusumo: Tak Bisa Ditolerir

Lebih lanjut, Sara berencana menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan kasus tersebut.

Menurut Sara, pelecehan dalam bentuk apapun, termasuk yang dialaminya dalam kontestasi Pilkada Tangsel 2020 tidak bisa ditolerir.

"Pelecehan seksual tidak bisa ditolerir. Kami sedang mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum," ujar Sara.

"(Jalur hukum) Sedang dipersiapkan," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com