Melihat jumlah kasus Covid-19 yang mencapai 400.000, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, penambahan kasus tersebut menandakan masih ada masyarakat yang abai dalam penerapan protokol kesehatan.
Baca juga: Kasus Covid-19 Capai 400.000, Ahli: Masyarakat Ada yang Abai
"Karena masyarakat ada yang abai. Kalau yang pakai protokol kesehatan lebih banyak (penambahannya) akan (turun) menjadi 3.000," kata Miko kepada Kompas.com, Rabu (28/10/2020).
"Kalau yang abai protokolnya lebih banyak (penambahannya) menjadi 4.000, itu normal masyarakat kita," lanjut dia.
Miko menduga, masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan ini tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, ia mengimbau semua masyarakat terus mematuhi protokol kesehatan sehingga penularan dapat ditekan.
"Harusnya masyarakat kita ditingkatkan protokol kesehatannya, dengan 4.000 ini kemungkinan bulan Desember akan menjadi 500.000 (akumulasi) kasusnya," ujar dia.
Pandemi tak kenal libur
Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat bahwa pandemi Covid-19 tidak mengenal kata libur.
Hal itu disampaikannya untuk mengingatkan semua pihak agar mewaspadai potensi klaster penularan Covid-19 setelah libur panjang ini.
"Ingat, pandemi tak mengenal kata libur," ujar Wiku dikutip dari siaran pers di laman resmi covid19.go.id, Rabu (28/10/2020).
"Kami pun meminta kesiapsiagaan seluruh daerah destinasi wisata untuk mengantisipasi terjadinya klaster libur panjang," kata dia.
Baca juga: Jubir Satgas: Pandemi Covid-19 Tak Kenal Kata Libur
Selain itu, Wiku meminta pemerintah daerah dan masyarakat bekerja sama agar tidak muncul kasus baru. Kemudian, meningkatkan perawatan Covid-19 supaya seluruh pasien bisa sembuh.
Wiku juga mengingatkan lima besar provinsi yang mengalami lonjakan penambahan kasus Covid-19 tertinggi. Kelimanya yakni Jawa Barat (naik 627 kasus), Banten (naik 345 kasus), Kepulauan Riau (naik 238 kasus), Riau naik (234 kasus), dan Jawa Tengah (naik 184 kasus).
"Kami melihat tren dari yang sebelumnya membaik, tetapi daerah ini menjadi lengah. Kami mohon perhatiannya bagi daerah-daerah yang masih masuk lima besar agar melakukan evaluasi protokol kesehatan di masyarakatnya," ucap Wiku.
Baca juga: UPDATE 28 Oktober: Kasus Baru Covid-19 Tercatat di 34 Provinsi, DKI Catat 844 Kasus
Selain itu, Wiku mengungkapkan adanya kenaikan kasus kematian mingguan di sejumlah daerah. Pekan ini terjadi peningkatan sebesar 18 persen pada penambahan kematian mingguan.
"Provinsi Jawa Tengah masih bertahan di lima besar kematian tertinggi seperti pekan sebelumnya. Jawa Barat naik 89 kematian, Sumatera Barat naik 22 kematian, Jawa Tengah naik 16 kematian, Kepulauan Riau naik 10 kematian, dan NTB naik 7 kematian," ujar Wiku.
Sementara itu, Banten, Aceh, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara yang pekan sebelumnya berada di lima besar provinsi dengan angka kenaikan kematian tertinggi telah berhasil menekan angka kematian pada pekan ini sehinga keluar dari lima besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.