Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat Sistem Ini, Data Real Time Pelanggar Protokol Kesehatan Bisa Diketahui

Kompas.com - 28/10/2020, 14:31 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Wiku menjelaskan, untuk data yang dihasilkan bersifat real time, dan akan terus diperbarui berdasarkan laporan yang masuk.

"Melalui dashboard ini pula dapat diketahui jumlah orang yang dipantau, titik pemantauan, jumlah kabupaten dan kota serta provinsi yang dipantau," ujarnya.

Baca juga: Satgas Covid-19 Akan Batasi Jumlah Wisatawan di Puncak Bogor Saat Libur Panjang

Tak hanya itu, kata Wiku, lewat dashboard tersebut juga dapat dipetakan wilayah di Indonesia yang perlu ditingkatkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan.

“Data-data itu akan diolah di dalam aplikasi dan nantinya dapat digunakan untuk menentukan kebijakan mendorong perubahan perilaku masyarakat di tengah pandemi Covid-19,” ujarnya.

Mempertimbangkan aspek kemitraan

Sementara itu, dalam mengoperasikan sistem BLC, Wiku mengatakan, Satgas Covid-19 mempertimbangkan aspek kemitraan atau pentahelix.

“Hal itu dikarenakan pihaknya tidak dapat bekerja sendiri dalam memerangi pandemi,” ujar Wiku.

Oleh karenanya, dibutuhkan kerja sama berbagai pihak termasuk kalangan masyarakat.

Wiku mengaku, saat ini sudah ada kerja sama dengan beberapa aparat negara dan lembaga terkait untuk melancarkan system tersebut.

“Kerja sama tersebut berasal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menurunkan lebih dari 95.392 personel, dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengerahkan 196.668 personel,” kata Wiku.

Baca juga: Sedang Operasi Yustisi, Satgas Covid-19 Sumut Diserang Puluhan Preman, 5 Mobil Rusak, 3 Petugas Terluka

Selain itu, lanjutnya, ada duta perubahan perilaku sebanyak 17.199 orang. Mereka adalah tim Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

“Tak ketinggalan mahasiswa, dosen, Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI), Koalisi Muda Kependudukan (KMK) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ikut andil dalam pelaksanaan ini,” jelas Wiku.

Para petugas yang telah Wiku sebutkan, saat terjun ke lapangan, selalu melaporkan kejadian pelanggaran setiap detik melalui sistem.

Wiku turut memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pihak yang sudah terlibat.

Baca juga: Satgas Covid-19: Jangan ke Tempat Wisata yang Tak Patuhi Protokol Kesehatan

Dia berharap, sistem ini dapat menjadi alat navigasi sebagai upaya lanjutan perubahan perilaku dan sekaligus menjadi arahan strategis komunikasi publik ke depannya.

"Ingat, tidak ada toleransi atas ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan. Jika sudah ada bukti terkait pelanggaran harus ditindak dengan tegas," kata Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com