JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo hendak diberikan sepeda lipat edisi khusus Sumpah Pemuda, oleh CEO PT Roda Maju Bahagia, Hendra dan CEO Damn! I Love Indonesia Daniel Mananta.
Namun, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengimbau, agar pihak Istana melaporkan penerimaan sepeda lipat tersebut.
Sementara itu, seorang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bernama Rubinus Tigau tewas usai penggerebekan yang dilakukan Tim Gabungan TNI –Polri di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua, Senin (26/10/2020), sekitar pukul 05.30 WIT.
Dalam peristiwa itu, dua orang diamankan dan seorang anak berusia 6 tahun mengalami luka-luka di bagian pinggang kiri akibat rekoset. Namun, anak tersebut telah dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis ke Timika, dengan didampingi dua orang keluarganya.
Pada peristiwa itu, TNI membantah bahwa KKB yang tewas dalam penyergapan tersebut adalah seorang tokoh agama.
Berikut berita yang paling banyak dibaca di Kompas.com, kemarin, selengkapnya:
1. KPK minta Presiden laporkan sepeda lipat pemberian Daniel Mananta
Menurut Plt Juru Bicara KPK Ipi Maryati, sesuai peraturan perundang-undangan, penerimaan gratifikasi harus dilaporkan paling lambat 30 hari sejak gratifikasi diterima.
Laporan itu kemudian akan dianalisa dan ditetapkan penerimaan gratifikasi tersebut, apakah menjadi milik negara atau menjadi milik penerima.
“KPK menyampaikan imbauan untuk melaporkan penerimaan gratifikasi sepeda lipat, jika pemberian itu ditujukan untuk pribadi Pak Jokowi,” kata Ipi, Selasa (27/10/2020).
Selengkapnya di sini
2. TNI pastikan anggota KKB yang tewas di Sugapa bukan tokoh agama
Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menegaskan, anggota KKB tersebut bukanlah seorang tokoh agama.
“Sasaran sudah diintai lama, selain didasarkan info akurat bahwa yang bersangkutan aktif dalam aksi KKSB. Hal ini juga diakui oleh pihak keluarga dan saksi lain,” kata Suriastawa dalam keterangan tertulis, Senin (26/10/2020).
Ia menambahkan, pasca-insiden di Distrik Hitadipa, ada kecenderungan korban dari pihak KKB selalu dikaitkan dengan tokoh agama.
Kecenderungan tersebut juga terjadi dalam tiga kasus lainnya yang oleh KKB dikaitkan dengan tokoh agama, termasuk insiden 19 Oktober 2020.
Suriastawa pun menyayangkan tindakan tersebut karena membawa sentimen agama untuk kepentingan aksinya.
"Mengingatkan KKSB untuk tidak bermain-main dengan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan)," tegas dia.
Selengkapnya di sini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.