JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Najib Azca menyebut polarisasi yang terjadi di ruang digital di Indonesia kian membesar.
"Di ranah digital memang situasi semakin memburuk. Dalam artian ekologi digital sekarang itu kan membuat terpolarisasi semakin besar," ujar Najib dalam diskusi 'Demokrasi dan HAM, Refleksi Setahun Kabinet Jokowi-Amin' yang digelar Komnas HAM, Selasa (27/10/2020).
Najib mengatakan, polarisasi yang terjadi saat ini bukan hanya terjadi di Indonesia yang notabene belum lama menjalankan sistem demokrasi.
Baca juga: Pengalaman Mona Ratulia Dampingi Anak yang Dibully di Media Sosial
Sejumlah negara yang sudah lama menganut sistem demokrasi juga mengalami hal serupa. Misalnya Inggris dan Amerika Serikat.
Bahkan, polarisasi di ruang digital yang terjadi di dua negara tersebut begitu tajam.
"Itu bukan terjadi di negara demokrasi baru seperti kita, termasuk demokrasi yang sudah matang pun polarisasi luar biasa tajamnya, kita tahu di Amerika Serikat, di Inggris dan negara lain," terang dia.
Baca juga: Mantan CEO Google: Media Sosial Akan Banyak Dibatasi
Ia menambahkan, polarisasi yang sedemikian rupa telah berdampak terbelahnya kondisi masyarakat.
Contoh dari dampak polarisasi tersebut adalah tidak saling sapanya warga antara satu dengan yang lainnya.
"Kita seperti terbelah, hidup dalam sebuah kantong-kantong imaginer yang tidak semakin satu dengan yang lain, tidak saling menyapa, tapi semakin tersegregasi dan terpolarisasi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.