Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/10/2020, 10:17 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis (LESPERSSI) Beni Sukadis meyakini posisi Indonesia tetap netral dalam menyikapi konflik Laut China Selatan (LCS) antara China dan Amerika Serikat.

Sikap netral tersebut sehubungan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Amerika Serikat, beberapa waktu lalu.

"Saya yakin Indonesia masih netral dengan melakukan hal sama yakni tidak melakukan apa-apa, sambil terus bersikap tegas bagi pihak-pihak yang melanggar ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) Indonesia," ujar Beni saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/10/2020).

Beni menuturkan, kunjungan Prabowo ke AS sangat berkaitan dengan kompetisi di LCS.

Baca juga: Prabowo Kunjungi Pentagon, Ini Sederet Kerja Sama yang Dijalin RI-AS

Menurutnya, AS berupaya meyakinkan Indonesia untuk bersepakat menghormati hukum laut internasional di wilayah LCS.

"Tentunya Indonesia sepakat bahwa semua negara harus mematuhi hukum internasional dan tidak boleh ada yang mendominasi, apalagi mengklaim sepihak sebagian wilyah LCS," kata dia.

Di samping itu, Beni menilai bahwa Indonesia akan mengambil sikap ketika terdapat negara yang terbukti melanggar kedaulatan Tanah Air.

"Jadi pesannya bagi siapapun yang melanggar kedaultan RI, jelas harus berhadapan dengan militer Indonesia. Sehingga program pengadaan alutsista sangat krusial saat ini," terang dia.

Baca juga: Pejabat Pentagon AS Bela Kunjungan Menhan Prabowo Subianto: Dia Rekan Kami

Sebelumnya, Prabowo mengunjungi AS pada 15-29 Oktober 2020. Lawatan tersebut dalam rangka memenuhi undangan Menhan AS Mark Esper. Keduanya bertemua di Gedung Pentagon, AS.

Diketahui, ketegangan antara Negeri "Panda" dan Negeri "Uncle Sam" telah meningkat selama berbulan-bulan terakhir.

Patroli angkatan laut AS yang melalui Laut China Selatan terus membebani hubungan bilateral antara kedua negara.

Washington mengatakan kehadiran mereka di Laut China Selatan merupakan bagian dari misi "kebebasan navigasi" dan mengklaim bahwa operasi semacam itu melindungi lalu lintas laut di sana.

Baca juga: PM Suga: Asia Tenggara Adalah Kunci Mengejar Perdamaian di Laut China Selatan

Sementara Beijing mengecam kehadiran militer AS sebagai provokasi yang mengancam kedaulatan teritorialnya.

Beijing juga menuduh Washington "memiliterisasi" Laut China Selatan.

China juga memperingatkan bahwa aktivitas angkatan laut yang tidak diinginkan dapat menyebabkan kecelakaan.

AS, sementara itu, menuduh bahwa Beijing bertujuan untuk membuat "kerajaan maritim" di wilayah tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Visi-Misi Capres-Cawapres 2024

Visi-Misi Capres-Cawapres 2024

Nasional
Sejarah Hari Bela Negara dan Konsepnya

Sejarah Hari Bela Negara dan Konsepnya

Nasional
Tanggal 9 Desember Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Desember Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kritik Kartu Prakerja, Muhaimin: Bagus, tetapi Bikin Orang Malas

Kritik Kartu Prakerja, Muhaimin: Bagus, tetapi Bikin Orang Malas

Nasional
Dapat Titipan 9 Isu Perempuan, Gibran Singgung Solo Jadi Kota Ternyaman dan Layak Anak

Dapat Titipan 9 Isu Perempuan, Gibran Singgung Solo Jadi Kota Ternyaman dan Layak Anak

Nasional
Didampingi Para Komandan Pasukan Elite, Panglima TNI Cek Kesiapan Prajurit dan Alutsista Denjaka

Didampingi Para Komandan Pasukan Elite, Panglima TNI Cek Kesiapan Prajurit dan Alutsista Denjaka

Nasional
IDI Konfirmasi Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia, Satu Pasien Meninggal Dunia

IDI Konfirmasi Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia, Satu Pasien Meninggal Dunia

Nasional
Didukung Pergerakan Perempuan Muda Nahdliyin, Gibran Mengaku Kian Semangat

Didukung Pergerakan Perempuan Muda Nahdliyin, Gibran Mengaku Kian Semangat

Nasional
KSAD Maruli Minta Puspenerbad Susun Teori Baru untuk Jawab Permasalahan Bidang Penerbangan

KSAD Maruli Minta Puspenerbad Susun Teori Baru untuk Jawab Permasalahan Bidang Penerbangan

Nasional
Setiap Sesi Debat, Capres dan Cawapres Saling Dampingi dan Boleh Diskusi Sebelum Menjawab

Setiap Sesi Debat, Capres dan Cawapres Saling Dampingi dan Boleh Diskusi Sebelum Menjawab

Nasional
Tak Ditahan, Firli Bahuri 'Kucing-Kucingan' dengan Wartawan Usai Diperiksa 11 Jam Sebagai Tersangka

Tak Ditahan, Firli Bahuri "Kucing-Kucingan" dengan Wartawan Usai Diperiksa 11 Jam Sebagai Tersangka

Nasional
Ketua TKD Sebut Prabowo-Gibran Punya Peluang Menang di DKI jika Berkaca pada 2019

Ketua TKD Sebut Prabowo-Gibran Punya Peluang Menang di DKI jika Berkaca pada 2019

Nasional
Soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden di RUU DKJ, Gibran: Biar Dibahas di DPR

Soal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden di RUU DKJ, Gibran: Biar Dibahas di DPR

Nasional
Capres dan Cawapres Naik Panggung Berdua Saat Debat, tapi Hanya Satu yang Boleh Bicara

Capres dan Cawapres Naik Panggung Berdua Saat Debat, tapi Hanya Satu yang Boleh Bicara

Nasional
KPU Tampung Masukan dari Paslon soal Nama Panelis-Moderator Debat

KPU Tampung Masukan dari Paslon soal Nama Panelis-Moderator Debat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com