JAKARTA, KOMPAS.com - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memberi nilai 100 untuk Menteri Pendidikan Nadiem Makarim atas kebijakan menghapus ujian nasional (UN).
Pengurus FSGI Jakarta Slamet Maryanto mengatakan bahwa nilai 100 diberikan karena kebijakan itu selaras dengan perjuangan FSGI bertahun-tahun yang tak setuju adanya UN.
"Kami FSGI memberikan nilai 100 untuk (penghapusan) UN, sempurna," ujar Slamet di dalam acara Raport Merah 1 Tahun Pendidikan Mas Menteri Nadiem secara virtual, Minggu (23/10/2020).
Ia mengatakan, FSGI selalu ingin UN dihentikan karena UN dinilai tak dapat menjadi indikator pencapaian pendidikan.
Baca juga: Duduk Persoalan Penghapusan UN dan Klarifikasi Mendikbud Nadiem Makarim
Oleh karena itu, kebijakan Nadiem pada akhir 2019 untuk meniadakan UN pada tahun 2021 pun disambut dengan baik.
Apalagi, dengan kondisi pandemi saat ini, UN juga tidak mungkin dilakukan.
"Tapi tahun 2020 awal terjadi pandemi sehingga tidak mungkin ada UN. Ketika itu, Mas Menteri mengambil kebijakan sangat tanggap untuk menghentikan UN setahun lebih awal jadi pada 2020 UN dihentikan," kata Slamet.
"Ini sudah sangat bagus, kebijakan pemerintah yang menghentikan UN. Sangat tanggap dengan keadaan pandemi Covid-19," lanjut dia.
Slamet menilai, selama pandemi ini tekanan dan beban psikologis masyarakat cukup tinggi.
Namun dengan ditiadakannya UN pada masa pandemi juga membuat psikologis pada siswa dan guru berkurang.
Baca juga: Cegah Kecurangan Ujian Nasional, Pemerintah Aljazair Blokir Internet dan Media Sosial
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.