Dengan keputusan itu, kata Usman, Jokowi telah sepenuhnya menyerahkan kendali pertahanan negara kepada seseorang yang diduga terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk penghilangan paksa.
"Dan sekarang orang tersebut (Prabowo) melanjutkannya dengan mengangkat orang-orang yang terimplikasi hukum atas kasus penculikan yang pernah diadili di Mahkamah Militer," kata dia.
Sementara itu, Sekjend Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) Zaenal Muttaqin menganggap Jokowi telah mengabaikan keadilan untuk warga yang menjadi korban pelanggaran HAM.
Ia mengaku tak bisa membayangkan apabila negara berjalan tanpa ditopang kepastian hukum yang adil.
"Kita tidak bisa membayangkan tanpa hukum yang adil, kapan saja pelaku bisa kembali ke tampuk kekuasaan di posisi yang staretgis," kata Zaenal dalam konferensi pers virtual, Minggu (27/9/2020).
Menambah perih luka
Ayahanda Petrus Bimo Anugerah, korban penculikan aktivis '98, Dionysius Oetomo Raharjo mengaku tak kaget atas keputusan Jokowi.
Baginya, keputusan Jokowi merekrut eks anggota Tim Mawar bergabung di pemerintahan sebagai langkah yang sempurna.
Keputusan Presiden, kata dia, membuat keluarga korban tambah menderita. Mengingat, putranya hingga kini masih dinyatakan hilang.
"Saya rasa lengkap, sudahlah menderita, menderita sekalian, jangan tanggung-tanggung. Kalau berat, berat sekalipun, sudah hilang, enggak diurusi, sudah lengkap namanya," ujar Oetomo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/9/2020).
Ia menduga keputusan Jokowi itu semata-mata urusan politik. Karena itu, Oetomo seolah lelah mencari keadilan.
"Aku sudah kenyang, 22 tahun (mencari keadilan). Dulu saya bodoh, kalau sekarang sudah ngerti," kata dia.
"Ora opo-opo, (enggak apa-apa), sah-sah saja. Wong (orang) namanya politik ya seperti itu. Ora kaget blas (enggak kaget), nurani tidak dibutuhkan," ucap Oetomo.
Pergantian rutin
Sementara itu, Juru Bicara Menteri Pertahanan Dahnil Anzar mengatakan rotasi dan mutasi rutin terjadi di Kemenhan.
Untuk itu, masuknya Dadang dan Yulius di Kemenhan dapat dimaklumi karena bagian dari mutasi.
"Pergantian dan mutasi tersebut hal yang rutin di Kemenhan maupun di TNI, dalam rangka penyegaran organisasi, tour of duty," kata Dahnil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.