JAKARTA, KOMPAS.com – Nama Presiden Joko Widodo diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).
Penamaan Jalan Presiden Joko Widodo itu disebut merefleksikan hubungan erat Indonesia-UEA, sekaligus sebagai bentuk penghormatan Pemerintah UEA kepada Jokowi dalam memajukan hubungan bilateral kedua negara.
Sementara itu, pada tahun pertama pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, pemerintah dihadapkan pada persoalan pandemi Covid-19.
Upaya penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah pun mendapat sorotan tajam. Padahal, pada saat itu Indonesia baru dilanda pandemi pada Maret 2020. Sementara, sejumlah negara lain sudah mulai menghadapinya sejak awal tahun.
Salah satu sorotan yang diberikan yakni terkait sikap pemerintah yang terkesan kurang antisipatif dalam menghadapi pandemi tersebut.
Berikut berita yang paling banyak dibaca di Kompas.com, kemarin, selengkapnya:
1. Nama Presiden Joko Widodo diabadikan sebagai jalan di Abu Dhabi
Peresmian jalan itu dipimpin oleh Chairman Abu Dhabi Executive Office Sheikh Khalid bin Mohammed bin Zayed Al Nahyan pada Senin (19/10/2020).
Kegiatan itu turut dihadiri Duta Besar RI untuk UEA serta sejumlah pejabat Kemenlu UEA dan Abu Dhabi Municipality.
“Mereka bersama-sama menyaksikan penyingkapan tirai merah yang sebelumnya menutup nama jalan tersebut,” kata Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Abu Dhabi Nur Ibrahim melalui keterangan tertulis, Selasa (20/10/2020).
Jalan Presiden Joko Widodo berada di salah satu ruas jalan utama yang membelah Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC) dan Embassy Area. Kawasan itu diketahui merupakan tempat perwakilan diplomatik berkantor.
Selengkapnya di sini
2. Pernyataan kontroversial pemerintah saat tangani pandemi
Salah satu pernyataan kontroversial itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
Saat itu, ia heran dengan awak media yang terus menerus mempertanyakan keberadaan virus corona di Indonesia yang tak kunjung terdeteksi. Menurut dia, hal itu seharusnya disyukur, bukan dipertanyakan.
“Itu yang saya tak habis mengerti, kita justru harus bersyukur Yang Maha Kuasa masih memberkahi kita,” kata Terawan pada 11 Februari lalu.
Sejumlah pejabat pun juga melontarkan pernyataan yang tak kalah kontroversial. Antara lain, meragukan virus yang pertama kali terdeteksi di China itu akan menulari masyarakat Indonesia.
Selengkapnya di sini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.