Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Diwarnai Pelanggaran Protokol Kesehatan, Komnas HAM: Ini Akan Jadi Masalah Besar

Kompas.com - 20/10/2020, 14:48 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyoroti masih banyaknya pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi selama kampanye Pilkada 2020.

Menurut Komnas HAM, fakta ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap kesehatan masyarakat belum cukup mendapat perhatian pada pilkada.

Padahal, perlindungan kesehatan menjadi salah satu bagian dari hak asasi manusia.

"Kita masih membaca dan melihat perkembangan di lapangan ternyata kampanye dengan protokol kesehatan tidak sejalan," kata Komisioner Komnas HAM Amiruddin Al Rahab dalam diskusi daring yang digelar pada Selasa (20/10/2020).

Baca juga: Bawaslu RI: Kampanye Tatap Muka Sebabkan Tren Pelanggaran Protokol Kesehatan Meningkat

"Jadi perlindungan kepada kesehatan publik ini kurang mendapat perhatian bersama baik oleh kontestan maupun oleh peserta atau tim sukses. Tentu ini akan menjadi masalah besar ke depan," lanjut dia.

Menurut Amiruddin, umumnya tantangan penyelenggaraan pemilihan mencakup dua hal, yakni mewujudkan kebebasan (free) dan keadilan (fair).

Namun, dengan adanya pandemi Covid-19, tantangan terbesar pada pilkada kali ini justru perlindungan kesehatan terhadap semua warga negara.

Amiruddin memahami bahwa sebagai penyelenggara Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) telah merancang sejumlah protokol kesehatan untuk diterapkan pada pilkada.

Kendati demikian, hal itu belum tentu menjamin para peserta, petugas, ataupun pemilih di lapangan benar-benar menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Pilkada di Tengah Pandemi, Bawaslu: Prinsipnya Terapkan Protokol Kesehatan dan Sanksi Pelanggar

"Sebagai perlindungan kepada hak kesehatan individu atau publik pilkada kali ini dalam konteks HAM juga semestinya mengindahkan yang namanya perlindungan kesehatan publik ini," ujar dia.

Komnas HAM pun meminta semua pihak, terutama calon kepala daerah, disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Jika hal itu diabaikan, lanjut Amiruddin, bukan tidak mungkin pasca-pilkada selesai dan kepala daerah baru terpilih, kasus Covid-19 justru meningkat.

"Jangan sampai begitu Anda terpilih jadi kepala daerah, baru satu hari jadi kepala daerah, beban baru datang kepada anda semua karena kelalaian di masa kampanye dan pencoblosan pada protokol kesehatan," ujar Amiruddin.

"Oleh karena itu, dia tidak bisa ditawar dengan coba-coba, jangan (mengatakan) ini bisa diatasi sambil jalan," lanjut dia.

Untuk diketahui, kasus pelanggaran protokol kesehatan pada saat kampanye Pilkada 2020 mengalami peningkatan.

Baca juga: Gubernur Banten Sesalkan Penyaluran Bantuan Presiden Tanpa Protokol Kesehatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

KPK Sebut Tak Wajar Lonjakan Nilai LHKPN Bupati Manggarai Jadi Rp 29 Miliar dalam Setahun

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Serahkan Kesimpulan ke MK, KPU Bawa Bukti Tambahan Formulir Kejadian Khusus Se-Indonesia

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Tim Hukum Anies-Muhaimin Serahkan 35 Bukti Tambahan ke MK

Nasional
PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

PPP Siap Gabung, Demokrat Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

PDI-P Jaring Nama Potensial untuk Pilkada DKI 2024, yang Berminat Boleh Daftar

Nasional
Hasto Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Hasto Sebut "Amicus Curiae" Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Nasional
Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nasional
PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya 'Survive'

PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya "Survive"

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

Nasional
Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Nasional
Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Nasional
PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

Nasional
Megawati Serahkan 'Amicus Curiae' Terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Megawati Serahkan "Amicus Curiae" Terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk "Palu Emas"

Nasional
PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com