JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir genap satu tahun Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bergabung dalam Pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai Menteri Pertahanan. Prabowo dapat dibilang mendapat kepercayaan yang cukup besar dari lawan politiknya pada Pilpres 2014 dan 2019 itu.
Pasalnya, Presiden Jokowi tak sekadar menugasi Prabowo untuk mengurusi sektor pertahanan, melainkan juga terkait proyek food estate atau lumbung pangan nasional.
Bahkan, Jokowi menunjuk Prabowo sebagai leading sector proyek ini.
Baca juga: Jokowi Tunjuk Prabowo jadi Leading Sector Lumbung Pangan Nasional
Namun, belakangan Prabowo menegaskan keterlibatannya dalam proyek lumbung pangan nasional hanya sekadar pendukung dan Kementerian Pertanian sebagai leading sector.
"Saya diberi tugas tanggal 9 Juli lalu, ditugaskan untuk mem-backup, mendukung menteri lain yang berkaitan dengan pertanian. Utamanya menteri pertanian. Ini tugas pokok beliau," kata Prabowo dalam keterangan pers seusai rapat terbatas dengan Jokowi, Rabu (23/9/2020).
Pemerintah tengah memprioritaskan proyek ini di wilayah Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
Di Kalimantan Tengah, food estate akan dibangun di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulau Pisau. Kemudian di Sumatera Utara, food estate dibangun di Kabupaten Humbang Hasundutan.
Baca juga: Proyek Food Estate, Jokowi Tugaskan Prabowo Urus Lumbung Pangan Singkong
Dalam pelaksanaan proyek ini, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akan fokus menanam singkong. Sementara bahan pangan lainnya dipegang oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Kemenhan sudah meminta Pemprov Bengkulu menyiapkan sekitar 30.000 ribu hektare lahan untuk ditanami singkong. Dari permintaan luas lahan itu juga Prabowo menargetkan lumbung pangan ini bisa mencapai 30.000 hektare lahan singkong pada 2021.
"Selanjutnya meningkat terus sampai 1,4 juta hektar (lahan singkong) di akhir 2025," ujar Prabowo.
Strategi perang
Prabowo secara gamblang mengatakan lumbung pangan merupakan salah satu strategi ketahanan pangan negara dalam menghadapi perang.
Bahkan, Prabowo menyebut jika ketahanan pangan menjadi salah satu faktor penentu menang dan kalahnya negara dalam sebuah peperangan.
"Dalam sejarah perang, ada pihak kalah dan menang. Selain kalah senjata, taktik dan kepanglimaan, juga kalah makan, makanan habis," ujar Prabowo dalam video yang dirilis DPP Gerindra, Selasa (13/10/2020).
"Yang ini banyak makanan, yang ini enggak punya makanan. Yang enggak punya makan, kalah. Tentara mau beraninya bukan main, kalau enggak makan bagaimana?" sambung dia.
Baca juga: Prabowo: Tentara Mau Berani Bukan Main, kalau Enggak Makan Bagaimana?