Selain teknik menyimpan pangan, warga juga menanam di pekarangan rumah. Lewat program yang diinisiasi BRG tersebut, warga dapat menanam sayur mayur dan tanaman obat keluarga.
Selain itu, warga juga bisa mengolah berbagai produk makanan ringan untuk menambah penghasilan.
"Produk yang kami hasilkan yaitu keripik pisang, kue akar kelapa, dan lainnya," jelas Siti.
Lebih lanjut, Siti mengatakan, selain beras putih warga mengembangkan pula varietas beras merah dan hitam. Kedua varietas ini pun memberi keuntungan besar bagi petani.
Baca juga: Lestarikan Gambut, Manfaatnya bagi Manusia Begitu Luar Biasa
"Kami sih inginnya menanam beras merah dan hitam soalnya ada uangnya. Kalau beras putih, kecuali pandan wangi, harganya terbilang murah," katanya.
Saat ini, beras merah ditanam di areal persawahan seluas 80 hingga 100 ha. Sementara itu, beras hitam yang baru diuji coba ditanam di areal seluas 5 ha.
Siti menyebut, dua jenis beras itu mudah dibudidayakan. Perawatannya juga tidak begitu susah.
“Kalau beras putih itu kalau kena wereng tahan dengan hama," bebernya.
Ke depan, Siti berharap, BRG bisa meneruskan pembinaan untuk masyarakat, terutama untuk budidaya beras merah dan hitam.
Baca juga: Revitalisasi Ekonomi, Upaya Badan Restorasi Gambut Pulihkan Ekosistem di Lahan Gambut
"Dan semoga ada inovasi agar tidak menanam beras putih terus," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.