Ia mengatakan kejadian tersebut berawal dari lahan sengketa di wilayah Desa Pubabu. Saat kejadian, petugas Satpol PP dan Dinas Peternakan Provinsi NTT melakukan kegiatan di lahan sengketa.
“Benar, ada kejadian itu, seperti video yang beredar di media sosial. Kejadian bermula sekitar jam 12.00 WITA, siang tadi hingga akhirnya ada tindakan represif dari pihak pemerintah provinsi kepada warga kami,” kata Niko saat dihubungi, Rabu (14/10/2020).
Baca juga: Bantah Petugas Banting Seorang Ibu, Pemprov NTT Justru Laporkan Warga atas Dugaan Penganiayaan
Warga kemudian menolak kedatangan petugas karena tak boleh ada kegiatan di lahan sengketa.
Menurut Niko, tak hanya Damaris dan Novi yang mendapatkan perlakuan seperti itu. Ada beberapa perempuan lain yang diduga mendapatkan perlakuan yang sama.
“Beberapa warga kami perempuan yang terluka. Ada ibu yang dicekik di leher hingga masih ada luka yang membekas,” ungkapnya.
Sementara, Plt Badan Pendapatan dan Aset Daerah Welly Rohi Mone membantah telah melakukan kekerasan pada warga.
Bahkan, ia mengklaim anak buahnya menjadi korban karena mengalami memar di bagian kepala. Ia mengaku telah melaporkan dugaan penganiayaan tersebut ke Polsek Amanuban Selatan.
“Ini baru selesai visum. Kami sudah buat laporan, karena staf saya alami penganiayaan,” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.