Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pemda Diduga Tak Jujur soal Testing Covid-19 demi Pilkada...

Kompas.com - 15/10/2020, 15:20 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu memastikan penyelenggaraan pilkada serentak di tengah situasi pandemi Covid-19 berjalan aman. Salah satunya dengan menyampaikan informasi yang jujur terkait kondisi penularan virus corona di wilayah yang hendak menyelenggarakan pilkada.

Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono menduga, ada upaya untuk menciptakan kondisi seolah suatu daerah dalam keadaan aman atau berada di zona hijau penularan virus corona. Padahal, kondisi tersebut terjadi lantaran langkah testing Covid-19 ditekan.

Tindakan tersebut, menurut dia, dilakukan di wilayah yang kepala daerahnya kembali mencalonkan diri pada pilkada serentak kali ini.

"Supaya tidak kelihatan bahwa pandemi itu masih tinggi, banyak petahana yang mau ikut lagi itu berusaha menekan testing," kata Pandu dalam diskusi virtual, Rabu (14/10/2020).

Baca juga: Masih Pandemi Covid-19, Pemerintah Diminta Tunda Pilkada 2020 untuk Buat Inovasi Pemilu

Menurut dia, dengan masih tingginya kasus penularan Covid-19 di Tanah Air, seharusnya tidak ada wilayah Indonesia yang masuk ke zona hijau penularan Covid-19.

Kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat penambahan 4.127 kasus baru dalam sehari. Sehingga, akumulasi angka positif Covid-19 di Indonesia mencapai 344.749 kasus hingga 14 Oktober.

Sementara itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 267.851 orang dan 12.156 pasien dinyatakan meninggal dunia. Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-19 sebagai negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di seluruh dunia.

"Sejak awal kita mau melakukan pilkada seperti itu, sehingga seakan-akan wilayah itu hijau, tapi hijaunya artifisial karena menekan jumlah testing," kata dia.

Baca juga: Pilkada Saat Pandemi Dinilai Buruk bagi Kualitas Demokrasi dan Calon Pemimpin

Testing rendah

Pandu menambahkan, angka tes Covid-19 di Indonesia juga masih sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Padahal, untuk dapat mengetahui kondisi penularan virus corona di suatu wilayah, testing harus dilakukan secara masif.

"Itu yang jadi masalah. Kalau testingnya rendah ya kasusnya rendah," ucapnya.

Melansir data Worldometers, Indonesia baru melakukan 3.975.596 tes Covid-19 sejak pandemi ini melanda wilayah Tanah Air dalam tujuh bulan terakhir. Dengan total populasi mencapai 274 juta, jumlah testing Covid-19 masih di bawah ketentuan yang disyaratkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sesuai target WHO, suatu negara semestinya mampu melakukan testing 1.000 per 1 juta penduduk per minggu. Dengan asumsi jumlah populasi Indonesia, maka dibutuhkan tes Covid-19 sebanyak 274.000-an per minggu. Dengan demikian, target tes per harian semestinya di kisaran 39.000-an.

Baca juga: Satgas Pertanyakan Dasar Kecurigaan Tes Covid-19 Ditekan demi Pilkada

Pandu menilai, pemerintah hingga kini masih belum berhasil mengendalikan laju penularan Covid-19. Hal itu dibuktikan dengan kurva pandemi yang terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu.

Menurut dia, jika memang pemerintah memiliki agenda nasional yang tidak dapat ditunda seperti pilkada serentak, seharusnya pemerintah melakukan upaya yang lebih masif agar laju penularan virus corona dapat ditekan. Sehingga, pemerintah dapat memastikan perhelatan pilkada dapat berjalan lancar dan aman.

"Saya bingung, ketika kita sudah punya agenda nasional pilkada, misalnya kita harus terkendali Agustus. Tapi enggak ada target karena nggak ada plan of action," kata dia.

Petugas Satpol PP bersama Bawaslu menertibkan alat peraga kampanye (APK) yang terpasang di Alun-alun Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (13/10/2020). Penertiban APK pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya itu karena pemasangan tidak sesuai dengan titik yang ditetapkan dalam peraturan KPU (PKPU).ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI Petugas Satpol PP bersama Bawaslu menertibkan alat peraga kampanye (APK) yang terpasang di Alun-alun Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (13/10/2020). Penertiban APK pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya itu karena pemasangan tidak sesuai dengan titik yang ditetapkan dalam peraturan KPU (PKPU).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com