JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Waryono menyebut, berwudhu dan shalat akan menjaga tangan tetap dalam keadaan bersih.
Jika seseorang menambah ibadahnya dengan menjalankan shalat sunah, dipastikan kebersihannya akan semakin terjaga sehingga dapat terhindar dari virus.
Hal ini Waryono sampaikan dalam acara peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia yang jatuh pada 15 Oktober.
"Bila kita shalat, berwudhu, maka insyaallah tangan akan selalu bersih. Dan bila shalatnya ditambah dengan shalat sunah maka insyaallah tangan-tangan kita tambah bersih, bukan hanya 5 kali berwudhu tapi bahkan bisa 10-15 kali orang berwudhu," kata Waryono melalui tayangan YouTube Kementerian Kesehatan RI, Kamis (15/10/2020).
Baca juga: Cegah Covid-19 di Tempat Wisata, Kemenparekraf Sosialisasikan Cuci Tangan Pakai Sabun
Waryono pun menyebut, tradisi mencuci tangan merupakan bagian dari budaya dan ajaran Islam.
"Sebenarnya tradisi mencuci tangan adalah tradisi kelanjutan dari budaya dan juga ajaran Islam yaitu berwudhu dan juga mandi," ujarnya.
Merespons pandemi Covid-19, kata Waryono, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran terkait penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat ibadah.
Oleh karenanya, meskipun masjid-masjid tetap di buka di tengah wabah, physical distancing diterapkan untuk mencegah penularan virus.
Baca juga: Atasi Pandemi Covid-19, 80 Persen Masyarakat Harus Rajin Cuci Tangan Pakai Sabun
Kemenag juga telah memberikan bantuan operasional penanggulangan Covid-19 kepada sejumlah pondok pesantren, tempat pendidikan Al-Quran (TPQ), hingga madrasah diniyah.
"Sehingga alhamdulillah di pondok-pondok pesantren juga masjid-masjid hari ini kita dapati di depan itu bukan hanya tempat wudhu, tapi juga tempat cuci tangan yang disediakan sabun di situ, dan juga ada hand sanitizer," tutur Waryono.
Menurut Waryono, hingga saat ini pun protokol kesehatan yang diterapkan di pondok pesantren masih berjalan dengan baik. Gerakan mencuci tangan memakai sabun di pesantren pun telah menjadi budaya.
Oleh karenanya, kata dia, angka penularan virus corona di pesantren dapat diminimalisasi.
Baca juga: Cegah Covid-19, Pendukung Aktivitas Lansia Diingatkan Selalu Terapkan Protokol Kesehatan
"Meskipun ada sebagian pesantren yang akhirnya juga terkena Covid, tapi dilihat dari jumlah pesantren yang jumlahnya 29.644 menurut saya, bukan bermaksud mengecilkan, tapi disiplin yang diterapkan oleh pesantren lumayan tinggi," kata Waryono.
Diberitakan, penularan virus corona masih terjadi di Indonesia. Data pemerintah Rabu (14/10/2020) memperlihatkan bahwa ada 4.127 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 344.749 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Meskipun jumlah kasus terus bertambah, harapan muncul dengan semakin banyaknya pasien Covid-19 yang sembuh.
Baca juga: Ditegur karena Tak Pakai Helm dan Masker, Seorang Emak-emak Emosi dan Melabrak Polisi
Dalam sehari, diketahui ada penambahan 4.555 pasien Covid-19 yang sembuh. Dengan demikian, total pasien Covid-19 yang sembuh kini mencapai 267.851 orang sejak awal pandemi.
Namun, kabar duka kembali muncul dengan bertambahnya pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Pada periode 13-14 Oktober 2020, ada 129 pasien Covid-19 yang tutup usia. Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 12.156 orang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.