KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, hasil pemeriksaan terhadap peserta aksi unjuk rasa atau demonstran Undang-Undang (UU) Cipta Kerja banyak yang reaktif Covid-19.
Hal itu Wiku sampaikan saat memberi keterangan pers terkait perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (13/10/2020).
Lebih rinci, Wiku menjelaskan, peserta aksi yang reaktif tersebut tersebar di Sumatera Utara (Sumut) sebanyak 21 dari 253 demonstran, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta ada 34 dari 1.192 demonstran.
"Juga ada peserta reaktif di Jawa Timur (Jatim) 24 dari 650 demonstran, Sulawesi Selatan (Sulsel) 30 dari 261 demonstran dan Jawa Barat (Jabar) ada 3 dari 39 demonstran," jelasnya,
Baca juga: Walkot Sebut Satu Hotel di Bekasi Sudah Disetujui BNPB Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19
Tak hanya itu, Wiku menambahkan, peserta aksi reaktif terdapat pula di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yakni 1 dari 95 demonstran.
"Untuk hasil testing peserta aksi di Jawa Tengah (Jateng) masih dalam tahap konfirmasi," imbuhnya, seperti dimuat covid19.go.id, Rabu (14/10/2020).
Wiku menilai, banyaknya peserta aksi reaktif itu adalah contoh kecil yang menunjukkan Covid-19 dapat menyebar dengan cepat dan luas.
"Angka ini diprediksi akan meningkat dalam dua sampai tiga minggu ke depan," jelas Wiku.
Baca juga: Belum Ada Hotel yang Mau Isolasi Pasien Covid-19, Wali Kota Depok Minta Dibantu BNPB
Menurut Wiku, hal itu karena adanya peluang penularan dari demonstran yang positif Covid-19 kepada demonstran lainnya di lokasi sama.
Untuk mencegah penularan itu, Wiku menganjurkan para demonstran dari dua kelompok utama aksi unjuk rasa dilakukan pemeriksaan.
Adapun dua kelompok utama aksi unjuk rasa yang dimaksud Wiku, yakni kelompok mahasiswa dan kelompok buruh.
"Bagi demonstran mahasiswa, menjadi tanggung jawab universitasnya," tegas Wiku.
Baca juga: Sri Mulyani: Anggaran untuk Isolasi Pasien Covid-19 di Hotel Sudah Termasuk di BNPB
Selanjutnya, Wiku mengimbau, pihak universitas yang mahasiswanya mengikuti kegiatan tersebut, untuk melakukan identifikasi serta testing.
"Bagi mahasiswa yang reaktif segera ditelusuri kontaknya, dan sediakan lokasi isolasi bagi yang terindikasi reaktif atau positif," ujarnya.
Sementara itu, bagi demonstran kelompok buruh, Wiku mengimbau perusahaan yang buruhnya mengikuti aksi agar membentuk Satgas Covid-19 tingkat perusahaan.
"Satgas perusahaan diminta berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk melakukan screening kepada buruh yang mengikuti aksi penyampaian aspirasi," imbaunya.
Baca juga: BNPB Kirim 4 Ton Ikan Tuna untuk 5.000 Santri yang Diisolasi di Banyuwangi
Kemudian, sambung Wiku, bagi yang hasil testingnya reaktif dapat segera ditelusuri kontaknya.
Tak sampai di situ saja, Wiku juga mengimbau anggota kepolisian yang bertugas mengamankan aksi unjuk rasa untuk melakukan testing.
"Jika ada yang reaktif agar dilakukan tracing atau melacak kontak terdekatnya," jelasnya.
Adapun bagi masyarakat yang anggota keluarganya mengikuti aksi unjuk rasa, Wiku menyarankan untuk segera memeriksakan diri.
"Bagi yang memilih untuk demonstrasi, ingat, demonstrasi tidak akan kehilangan esensinya jika tetap berlaku damai dan patuh selama kegiatan berlangsung," pesan Wiku.
Baca juga: BNPB: Dibanding 2019, Jumlah Bencana Tahun 2020 Cenderung Menurun
Wiku juga berpesan, agar para demonstran tetap menjaga jarak, selalu pakai masker, cuci tangan atau membawa hand sanitizer.
"Dengan mengikuti protokol kesehatan tersebut, artinya Anda telah turut memerdekakan bangsa ini dari pandemi Covid-19," pesan Wiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.