KOMPAS.com – Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini ada ada 94 kabupaten atau kota yang berada di zona oranye tanpa perubahan selama 6 minggu berturut-turut.
"Jangan berpuas diri karena daerahnya tidak berada di zona merah. Zona oranye tetap berbahaya dan berisiko untuk terjadi penularan,” ujarnya saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (13/10/2020).
Untuk itu, dia pun meminta semua pihak tidak lengah. Sebab, daerah yang berada di zona oranye pun belum bisa merasa aman karena penularan Covid-19 masih terus terjadi.
“Apabila terus dibiarkan tanpa penanganan yang signifikan, maka wilayah ini berpotensi untuk menjadi zona merah," lanjutnya seperti dimuat covid19.go.id, Rabu (14/10/2020).
Baca juga: Satgas Covid-19 Minta TNI-Polri Rapid Test Anggotanya yang Amankan Unjuk Rasa
Wiku menegaskan, target penanganan Covid-19 adalah seluruh wilayah dapat menjadi zona hijau. Artinya tidak ada kasus baru di wilayah tersebut selama 4 minggu berturut-turut dan kesembuhannya mencapai 100 persen.
Dia juga mengingatkan kembali bahwa peta zona risiko yang menunjukkan sebaran penularan Covid-19 di berbagai daerah dibuat berdasarkan data yang valid.
Dari 94 kabupaten atau kota, terdapat banyak provinsi yang memiliki daerah cukup banyak masuk ke dalam kategori tanpa perubahan selama 6 minggu berturut-turut.
Provinsi tersebut, di antaranya Sumatera Utara sebanyak 12 daerah, Jawa Tengah sebanyak 11 daerah, dan Jawa Timur sebanyak 11 daerah.
Baca juga: Satgas Covid-19: Angka Kesembuhan Meningkat 4,4 Persen dalam Sepekan Terakhir
Selain itu, ada juga kabupaten atau kota yang skornya mendekati zona kuning, yaitu Rejang Lebong, Kota Madiun, Lamongan, Kota Yogyakarta, Gunung Mas, Donggala, Buton Selatan, Konawe Selatan, Lombok Barat, Kota Ternate dan Maybrat.
Sebaliknya, ada tiga daerah yang mendekati zona merah, yakni Kota Langsa, Pasaman Barat, dan Karang Anyar.
Terkait pemberian skor ini, Wiku menjelaskan, ada tiga indikator penilaian zona risiko penularan di suatu wilayah.
"Yaitu epidemiologi, surveillance kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan. Dari masing-masing indikator itu ditentukan skor dan pembobotan yang menggambarkan risiko di wilayah tersebut," katanya.
Baca juga: Kemendagri Sebut Ada Penurunan Jumlah Zona Merah Covid-19 di Daerah Penyelenggara Pilkada
Dia memaparkan, untuk daerah zona oranye atau risiko sedang, skornya dimulai dari nilai 1,81 hingga 2,4.
Melihat nilai skor tersebut, jika suatu daerah mendekati 1,81 artinya kabupaten atau kota tersebut semakin mendekati zona merah atau risiko tinggi pada pekan berikutnya.
Sebaliknya, semakin mendekati 2,4 maka kabupaten atau kota tersebut semakin dekat berubah menjadi zona kuning atau risiko rendah pada pekan berikutnya.
Maka dari itu, Wiku menekankan agar pemerintah daerah (pemda) harus tetap berupaya meningkatkan testing, tracing dan treatment (3T).
Pemda juga diminta proaktif jika memerlukan bantuan dengan pemerintah pusat berupa kebutuhan penanganan, seperti reagen, obat-obatan, insentif relawan, dan sebagainya.
Baca juga: Jubir Satgas Covid-19 Nyatakan Makin Banyak Warga Terapkan 3M
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.