JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono protes karena pemerintah tidak melibatkan ahli kesehatan pembelian vaksin dari tiga perusahaan di luar negeri.
"Kenapa pemerintah tak pernah diskusikan dengan tim ahli (kesehatan)? (Seharusnya) diskusikan terbuka dengan dunia kesehatan. Ini tiba-tiba diputuskan sepihak," ujar Pandu kepada Kompas.com, Rabu (14/10/2020).
Pandu pun mempertanyakan dari mana pemerintah mendapatkan informasi soal vaksin dari perusahaan luar negeri tersebut.
"Mereka andalkan informasi dari mana?" ujar Pandu.
Baca juga: Epidemiolog: Yang Dibeli Pemerintah Baru Bakal Vaksin Covid-19, Belum Tentu Aman dan Efektif
Pasalnya, hingga saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum memberi lampu hijau kepada satupun kandidat vaksin yang sedang dikembangkan di seluruh dunia.
Jadi, Pandu berkesimpulan bahwa pemerintah tak mengandalkan informasi dari WHO.
"Apakah informasi dari produsen? Ya bisa saja mereka kan jual produk. Jadi saran saya semua harus dibicarakan terbuka dengan masyarakat Indonesia. Minimal ahli kesehatan," papar Pandu.
Untuk vaksin yang sedang dikembangkan di dalam negeri sendiri, hingga saat ini belum dinyatakan siap.
Baca juga: Vaksin Corona, Ahli: Memberikan Harapan Itu Penting, tapi Tidak Harapan Palsu
Tiga vaksin yang akan diimpor pemerintah masih dalam tahap uji klinis fase 3. Artinya belum ada jaminan bahwa vaksin itu akan lolos uji klinis fase 3 dan aman bagi masyarakat.
"Ya kita kan enggak tahu dampaknya seperti apa. Apakah kita membeli kucing dalam karung? Kan enggak jelas," ujar dia.
Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.