JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jumhur Hidayat pada Selasa (13/10/2020).
Selain Jumhur, dua rekannya yaitu Anton Permana dan Syahganda Nainggolan yang juga petinggi KAMI turut diamankan polisi.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan, ketahanan pangan merupakan salah satu strategi negara dalam menghadapi peperangan.
Sebab, ketahanan pangan menjadi salah satu penentu menang kalahnya sebuah pertempuran.
Berikut berita yang paling banyak dibaca di Kompas.com, kemarin, selengkapnya:
1. Rekam jejak Jumhur Hidayat
Sejak dulu, pria kelahiran Bandung pada 18 Februari 1968 itu sudah dikenal sebagai aktivis. Pada 1999, ia memulai karir politik sebagai Sekretaris Jenderal Partai Daulat Rakyat.
Namun pada 2002, partai tersebut melebur bersama tujuh partai lainnya membentuk Partai Sarikat Indonesia. Saat mengikuti Pemilu 2004, partai baru itu gagal.
Jumhur akhirnya meninggalkan dunia politik dan kembali aktif di pergerakan.
Pada 2007, ia ditunjuk sebagai Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) oleh Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono. Jabatan itu dipegang selama 7 tahun.
Setelah dipecat, Jumhur mendirikan Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) dan mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2014 lalu.
Selengkapnya di sini
2. Prabowo jelaskan pentingnya program food estate
Prabowo menyatakan, makanan merupakan salah satu sumber kehidupan. Sekalipun sebuah negara telah meredeka, tetapi ketika kedaulatan pangan belum terpenuhi dan rakyatnya masih ada yang belum bisa makan, maka kemerdekaan itu tidak ada artinya.
"Jadi makanya, pangan itu sering disebutkan sebagai senjata. Food is weapon and weapon is a food," kata dia.
Oleh sebab itu, Prabowo Subianto menegaskan, proyek food estate yang kini tengah dikerjakan pemerintah adalah program yang penting demi pertahanan negara.
Prioritas utama pemerintah saat ini, yaitu menyelesaikan pengerjaan proyek food estate alias lumbung pangan nasional di wilayah Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara.
Selengkapnya di sini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.