JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih menyayangkan hingga kini masih banyak informasi hoaks terkait Covid-19.
Hoaks tersebut mulai dari yang berkaitan dengan ada tidaknya virus corona, hingga penanganan pandemi.
"Masih banyak pemahamannya yang dipengaruhi oleh berita-berita hoaks. Jadi apakah itu (virus corona) tidak ada atau tidak bahaya, sebenarnya ini berbahaya, ini yang saya tampilkan berbahaya sekali bisa menimbulkan kematian," kata Daeng dalam diskusi virtual yang digelar Senin (12/10/2020).
Baca juga: Kemenkominfo: Hoaks di Masa Pandemi Covid-19 Persoalan Serius
Tak hanya itu, menurut Daeng, belakangan juga muncul hoaks terkait vaksin Covid-19.
Hingga kini, proses uji klinis vaksin masih berjalan dengan baik. Namun, banyak yang menyebarkan berita bohong sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat.
"Banyak masyarakat yang menyampaikan berita-berita yang tidak benar sehingga menimbulkan keresahan dan tidak percaya pada vaksinasi, ini kan berbahaya," ujar dia.
Hoaks juga muncul berkaitan dengan risiko penularan Covid-19. Daeng menyebut, ada pihak yang bahkan mengampanyekan agar masyarakat tak perlu menggunakan masker.
Baca juga: [HOAKS] Kota Medan Berlakukan PSBB 3-17 Oktober 2020
Selain itu, ada pula hoaks soal penanganan pandemi Covid-19. Ada yang menyebut bahwa rendahnya tes Covid-19 di Indonesia disebabkan karena pemerintah yang kurang gencar, padahal, menurut Daeng, hal itu belum dapat dipastikan.
"Kalau angkanya kecil mari kita gali bersama, belum tentu kemudian upaya untuk memperluas testing itu tidak gencar," ujar Daeng.
"Yang saya, tahu Satgas dan Kementerian Kesehatan sudah gencar, tapi memang perlu ditambah. Oleh karena memang sinergitas dengan masyarakat, petugas kesehatan ini penting sekali," tutur dia.
Baca juga: [HOAKS] 12 Pegawai Trona Jambi Town Square Positif Covid-19
Melihat fakta-fakta tersebut, kata Daeng, penting bagi pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat melakukan sinergi untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Disiplin 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak harus ditegakkan. Selain itu, masyarakat diminta mendukung kebijakan pemerintah terkait tracing, testing, hingga proses isolasi bagi yang terinfeksi atau bergejala Covid-19.
"Bicara protokol kesehatan ini kalau tidak dilakukan masyarakat, masyarakat tidak mau sinergi melakukan upaya ini, berat. Masih masyarakat terpengaruh pada berita-berita hoaks itu berat sekali," kata Daeng.
Diberitakan, kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.
Baca juga: Video Viral Camat Gendong Bayi Positif Corona, Tuding Puskesmas Sebar Hoaks
Data pemerintah pada Minggu (11/10/2020) pukul 12.00 WIB, terdapat 4.497 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 saat ini ada 333.449 orang, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Informasi ini disampaikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melalui data yang diterima wartawan pada Minggu sore.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.