Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UI: Laporan Global Menyebut Pemerintah RI Lambat Tangani Covid-19

Kompas.com - 09/10/2020, 15:52 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dinilai lambat dalam penanganan pandemi Covid-19.

Hal tersebut merupakan paparan akademisi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Inaya Rakhmani dalam seminar online bertajuk 'Tata Kelola atau Ketahanan Sosial: Belajar dari Pengalaman Asia Tenggara Hadapi Covid-19' dalam rangka peluncuran Asia Research Center (ARC) UI.

"Serangkaian laporan global dan liputan media menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia lambat dalam merespons (Covid-19)," ujar Inaya, dikutip dari siaran pers, Jumat (9/10/2020).

Hal tersebut, kata dia, terlihat dari jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air yang tertinggi kedua di kawasan Asia.

Baca juga: UPDATE 9 Oktober: 247.667 Pasien Covid-19 Sembuh, Tambah 3.607

Bahkan tingkat tes kepada masyarakatnya pun terendah di dunia.

“Indonesia memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi kedua di kawasan Asia, dengan salah satu tingkat pengujian terendah di dunia," kata dia.

Inaya mengatakan, ketika pandemi Covid-19 muncul pertama kali di Tanah Air, pemerintah malah membangun berbagai narasi simbolis.

Mulai dari Duta Imunitas Corona hingga narasi 'jangan panik' yang digaungkan pemerintah.

Menurut dia, hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk tetap memegang kendali walau respons kebijakannya belum koheren, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Inaya mengatakan, pandemi Covid-19 itu telah menimbulkan disrupsi terparah sepanjang sejarah baik bagi pemerintah, industri, maupun masyarakat sipil di seluruh dunia, tidak terkecuali Asia Tenggara.

Pandemi juga telah memicu debat ilmu politik tentang jenis rezim yang lebih efektif dan sistem pemerintahan yang lebih siap untuk menghadapi krisis seperti ini.

Berbagai negara pun telah merespons melalui pendekatan berdasarkan tata kelola, ketahanan sosial, atau keduanya.

"Bercermin dari pengalaman negara-negara lain di Asia Tenggara termasuk kepentingan dan kekuatan serta kelemahan tiap model rezim pemerintahan, penting sebagai bahan refleksi akademik dan kebijakan,” ucap dia.

Baca juga: UPDATE 9 Oktober: Total Pasien Covid-19 Meninggal 11.677 Orang, Tambah 97

Tidak hanya Indonesia, dalam seminar tersebut ada dua negara lain yang dianalisis, yakni Singapura dan Vietnam.

Pembicara lainnya yang hadir adalah Assistant Profesor, School of Social Sciences Nanyang Technological University Walid Jumblatt Bin Abdullah, dan Associate Professor Asia Institute University of Melbourne Adam Forde.

Adapun ARC UI merupakan pusat kajian dan penelitian mengenai isu sosial politik di wilayah Asia Tenggara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com