JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dinilai lambat dalam penanganan pandemi Covid-19.
Hal tersebut merupakan paparan akademisi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Inaya Rakhmani dalam seminar online bertajuk 'Tata Kelola atau Ketahanan Sosial: Belajar dari Pengalaman Asia Tenggara Hadapi Covid-19' dalam rangka peluncuran Asia Research Center (ARC) UI.
"Serangkaian laporan global dan liputan media menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia lambat dalam merespons (Covid-19)," ujar Inaya, dikutip dari siaran pers, Jumat (9/10/2020).
Hal tersebut, kata dia, terlihat dari jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air yang tertinggi kedua di kawasan Asia.
Baca juga: UPDATE 9 Oktober: 247.667 Pasien Covid-19 Sembuh, Tambah 3.607
Bahkan tingkat tes kepada masyarakatnya pun terendah di dunia.
“Indonesia memiliki jumlah kasus Covid-19 tertinggi kedua di kawasan Asia, dengan salah satu tingkat pengujian terendah di dunia," kata dia.
Inaya mengatakan, ketika pandemi Covid-19 muncul pertama kali di Tanah Air, pemerintah malah membangun berbagai narasi simbolis.
Mulai dari Duta Imunitas Corona hingga narasi 'jangan panik' yang digaungkan pemerintah.
Menurut dia, hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk tetap memegang kendali walau respons kebijakannya belum koheren, baik di tingkat nasional maupun lokal.
Inaya mengatakan, pandemi Covid-19 itu telah menimbulkan disrupsi terparah sepanjang sejarah baik bagi pemerintah, industri, maupun masyarakat sipil di seluruh dunia, tidak terkecuali Asia Tenggara.
Pandemi juga telah memicu debat ilmu politik tentang jenis rezim yang lebih efektif dan sistem pemerintahan yang lebih siap untuk menghadapi krisis seperti ini.
Berbagai negara pun telah merespons melalui pendekatan berdasarkan tata kelola, ketahanan sosial, atau keduanya.
"Bercermin dari pengalaman negara-negara lain di Asia Tenggara termasuk kepentingan dan kekuatan serta kelemahan tiap model rezim pemerintahan, penting sebagai bahan refleksi akademik dan kebijakan,” ucap dia.
Baca juga: UPDATE 9 Oktober: Total Pasien Covid-19 Meninggal 11.677 Orang, Tambah 97
Tidak hanya Indonesia, dalam seminar tersebut ada dua negara lain yang dianalisis, yakni Singapura dan Vietnam.
Pembicara lainnya yang hadir adalah Assistant Profesor, School of Social Sciences Nanyang Technological University Walid Jumblatt Bin Abdullah, dan Associate Professor Asia Institute University of Melbourne Adam Forde.
Adapun ARC UI merupakan pusat kajian dan penelitian mengenai isu sosial politik di wilayah Asia Tenggara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.