Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI: Sebagian Besar Pasien Covid-19 Merasa Menyesal

Kompas.com - 09/10/2020, 10:53 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pedoman & Protokol dari Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Eka Ginanjar mengatakan, sebagian besar pasien Covid-19 yang ditangani dokter merasa menyesal karena tidak mematuhi protokol kesehatan.

Para pasien itu baru menyadari bahwa Covid-19 itu nyata dan menyiksa tubuh.

"Sebagian besar pasien Covid-19 yang ditangani para dokter merasa menyesal tidak mematuhi protokol kesehatan setelah terkena penyakit itu," ujar Eka dalam siaran pers PB IDI yang diterima Kompas.com, Jumat (9/10/2020).

"Dan mereka merasakan betul bahwa Covid-19 itu nyata dan menyiksa tubuh. Oleh karena itu, cegahlah diri anda dari penularan dan cegahlah diri Anda juga untuk menjadi sumber penularan," ucap Eka.

Baca juga: IDI: 132 Dokter Meninggal akibat Covid-19

Oleh karena itu, Eka mengingatkan bahwa sampai vaksin Covid-19 selesai diuji coba dan terbukti efektif serta aman digunakan, tidak ada vaksin yang lebih baik daripada protokol kesehatan.

Adapun protokol kesehatan itu yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jarak (3M).

"Walaupun sulit dan banyak masyarakat belum terbiasa, namun langkah 3M ini adalah cara yang paling efektif hingga saat ini dalam mencegah penularan," ucap Eka.

Meski demikian, Eka juga mengingatkan, apabila menggunakan masker kain (non-medis), sebaiknya dicuci setelah beraktivitas dan diganti dengan masker baru yang bersih dalam aktivitas berikutnya.

Sementara itu, apabila menggunakan masker medis seperti masker bedah, N95 dan KN95, sebaiknya masker dibuang di tempat sampah dalam keadaan tidak utuh untuk mencegah didaur ulang.

Bila penggunaan untuk medis maka digolongkan dalam sampah medis yang harus dikelola khusus.

"Kami menyadari ketidaknyamanan masyarakat dalam menggunakan masker dalam beraktivitas. Namun, bahwa disiplin 3M bukan hanya menjaga keselamatan diri sendiri, tapi juga keluarga dan orang di sekitar," ujar dia.

"Terutama saat ini yang paling diwaspadai adalah orang tanpa gejala yang bisa saja merasa sehat dan terus beraktifitas dengan mengabaikan protokol kesehatan," kata Eka.

Penularan virus corona masih terus terjadi di masyarakat hingga hari ini, Kamis (8/10/2020).

Baca juga: IDI Khawatir Demo Picu Lonjakan Kasus Covid-19

Data pemerintah memperlihatkan bahwa belum ada tanda-tanda pandemi Covid-19 segera berakhir.

Sebab, masih ada penambahan kasus Covid-19 dalam jumlah tinggi, di atas 4.000 orang.

Berdasarkan data hingga Kamis ini pukul 12.00 WIB, ada 4.850 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Ini merupakan rekor penambahan pasien Covid-19 dalam sehari sejak awal pandemi berlangsung.

Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia kini berjumlah 320.564 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama terinfeksi virus corona pada 2 Maret 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com