JAKARTA, KOMPAS.com - Ancaman penularan Covid-19 membayang-bayangi aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar buruh dan mahasiswa dalam rangka menolak UU Cipta Kerja.
Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengungkapkan, bukan tidak mungkin terjadi penularan Covid-19 di tengah kerumunan massa demonstrasi.
"Dalam hal ini, kami menjelaskan kekhawatiran dari sisi medis dan sains. Yang mana membuat sebuah peristiwa terutama demonstrasi berisiko lebih tinggi daripada aktivitas yang lain," ujar Adib dalam keterangan tertulis PB IDI yang diterima Kompas.com, Jumat (9/10/2020).
"Kekhwatiran kami sebagai tenaga kesehatan, akan terjadi lonjakan masif (kasus Covid-19) yang akan terlihat dalam waktu satu hingga dua pekan mendatang," lanjut dia.
Baca juga: Polri Sebut 47 Demonstran Penolak UU Kerja Reaktif Covid-19.
Adib mengatakan, dalam kondisi saat ini saja, para tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan sudah termasuk kelimpungan menangani jumlah pasien Covid-19 yang terus bertambah.
Di tengah itu, aksi demonstrasi yang terjadi beberapa hari terakhir mempertemukan ribuan, bahkan puluhan ribu orang.
"Yang sebagian besar tidak hanya mengabaikan jarak fisik dan juga tak mengenakan masker," ungkap Adib.
"Berbagai seruan, nyanyian maupun teriakan dari peserta demonstrasi itu tentu mengeluarkan droplet dan aerosol yang berpotensi menularkan virus terutama Virus Corona," lanjut dia.
Ditambah lagi, banyaknya kemungkinan peserta unjuk rasa yang datang dari kota atau wilayah yang berbeda.
Baca juga: UPDATE: Rekor! 4.850 Kasus Covid-19 Baru di Indonesia dalam 24 Jam
Sehingga, jika terinfeksi Virus Corona penyebab Covid-19 mereka dapat menyebarkan virus saat kembali ke komunitasnya.
Kekhawatiran senada sebelumnya juga diungkapkan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Ia mengatakan, aksi unjuk rasa yang kini terjadi di sejumlah daerah berpotensi besar menjadi klaster baru Covid-19.
Oleh sebab itu, Satgas mengimbau agar masyarakat tetap memakai masker dan menjaga jarak selama beraktivitas di luar rumah.
"Kami ingin mengingatkan saat ini terdapat kelompok masyarakat yang berkeinginan menyampaikan aspirasinya secara terbuka kepada pemerintah. Dengan jumlah massa yang cukup banyak," ujar Wiku dalam konferensi pers daring yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB, Kamis (8/10/2020).
Baca juga: INFOGRAFIK: Ketentuan soal Vaksin Covid-19 di Indonesia
"Ini memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi klaster Covid-19. Peran serta masyarakat juga merupakan hal yang terpenting dalam membantu memutus rantai penularan," lanjut Wiku.