JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus suspek Covid-19 mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.
Hal itu terlihat dari data harian yang dilaporkan Satgas Penanganan Covid-19 setiap sore.
Pada Selasa (6/10/2020), suspek Covd-19 diketahui mencapai 140.305 orang.
Meskipun jumlahnya lebih rendah dari data pada Senin (5/10/2020), yakni 141.169 kasus, tetapi jumlah suspek belakangan ini meningkat.
Baca juga: Epidemiolog: Jika Kasus Suspek Covid-19 Tinggi, Harus Dicermati Penyebabnya
Pada bulan-bulan sebelumnya, jumlah pasien suspek hanya berkisar di sekitar angka 97.000-98.000.
Namun belakangan, seiring dengan bertambahnya kasus hingga mencapai 4.000 setiap hari, jumlah pasien suspek pun turut meningkat.
Melihat kondisi ini, pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Laura Navika Yamani mengatakan, masyarakat harus mencermati jumlah kasus suspek Covid-19 yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir.
Menurutnya, perlu dikritisi apa yang menjadi penyebab kondisi suspek yang semakin banyak dari sebelumnya.
Baca juga: UPDATE 6 Oktober: 140.305 Kasus Suspek Covid-19 di Indonesia
"Kalau suspek semakin tinggi, maka bagaimana bisa terjadi seperti itu? Saya kira kenapa sampai banyak?" ujar Laura ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (6/10/2020).
Laura menyebut, perlu dipastikan dari mana asal kasus suspek yang tercatat di data pemerintah.
Pertama, apakah bersumber dari contact tracing yang masif dilakukan.
"Kedua, kalau iya, mengapa kok sampai tidak diperiksa. Ketika ada kasus yang masuk dalam golongan suspek, seharusnya segera dilakukan pemeriksaan," ungkap Laura.
"Pemeriksaan swab, sehingga bisa diketahui atau langsung dikonfirmasi bahwa ada infeksi Virus Corona apa tidak ?," lanjut dia.
Baca juga: Kasus Suspek Meningkat, Epidemiolog Minta Masyarakat Cermati Laporan Data Covid-19
Ketiga, menurutnya perlu dicari penyebab lain, apakah karena para individu yang masuk dalam kategori suspek memiliki persoalan individu.
Misalnya, takut dengan stigma masyarakat sekitar yang bisa berdampak kepada kehidupan sehari-hari atau kondisi ekonomi mereka.