Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2020, 12:24 WIB

KOMPAS.com – Praktisi Keluarga dan Anak yang juga Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi menyoroti kondisi anak berkebutuhan khusus di masa pandemi Covid-19.

Dia menyarankan, orangtua perlu memberikan perhatian ekstra khusus lagi terhadap mereka yang berkebutuhan khusus dalam situasi serba prihatin ini.

Menurutnya, perhatian dan apresiasi orangtua perlu disampaikan pada anak guna meningkatkan rasa percaya diri. Selain itu, anak tidak melulu dijejalkan dengan tuntutan akademis.

“Buat anak gembira agar psikologisnya positif selama pandemi Covid-19. Ini kekuatan untuk menangkal virus tetap optimis, gembira, dan ciptakan suasana menyenangkan," jelasnya, seperti dimuat laman covid19.go.id.

Baca juga: PB IDI Minta Masyarakat Tak Anggap Remeh Covid-19 dan Terapkan 3M

Dia mengatakan itu dalam talkshow bertema "Mengajak Anak-anak Bergembira di Masa Pandemi" di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas Covid-19) Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, Minggu (4/10/2020).

Pada kesempatan ini, pria yang akrab disapa Kak Seto tersebut memberikan cara mengedukasi anak tentang Covid-19. Ini dilakukan agar mereka memahami dan tidak terpapar virus corona.

Kak Seto menjelaskan, edukasi tentang Covid-19 disampaikan sesuai dengan usia anak. Menurutnya, cara penjelasan kepada anak usia di bawah lima tahun bisa disampaikan dalam bentuk dongeng, gambar, atau bernyanyi.

Dengan begitu, pesan yang disampaikan relatif lebih mudah dipahami dengan kapasitas pemikiran anak.

Baca juga: Sudah Jalankan Protokol Kesehatan 3M, Sekarang Waktunya Olahraga

"Cara yang mudah dan sederhana lama-lama anak akan memahami,” ungkapnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Dia mencontohkan, bagaimana menyampaikan informasi melawan virus corona menggunakan boneka komodo dan buaya.

Komodo yang menggunakan masker memberitahukan kepada buaya tentang hidup menjalankan protokol kesehatan.

Sementara itu, menyampaikan informasi seputar Covid-19 pada anak remaja bisa dilakukan dengan diskusi sehingga terhindar dari penekanan.

Baca juga: Ahli Kesehatan Ingatkan Masyarakat agar Tak Lupa Olahraga untuk Jaga Imunitas

“Kalau remaja bisa dengan diskusi dengan menyajikan contoh-contoh hingga akhirnya anak mendapat pemahaman yang benar," ujar Kak Seto.

Mengisi waktu kosong

Pada kesempatan yang sama, penyanyi anak-anak Anabelle Wiana turut berbagi cerita terkait pengalamannya di masa pandemi.

Di menuturkan, awal menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah daring terasa jenuh.

Akan tetapi, setelah beberapa lama, akhirnya Anabelle bisa mengisi kekosongan waktu dengan menyalurkan hobinya.

"Awalnya memang jenuh tapi belakangan masa pandemi ini bisa mendekatkan saya lebih dekat dengan orang tua," kata Anabelle.

Baca juga: Tetap Berkarya, Musisi Maulana Ardiansyah Ingat untuk Patuhi Protokol Kesehatan

Kisah serupa juga diutarakan produser musikal "Cerita dalam Lagu" Roedyanto yang juga pemain bas Emerald BEX.

Dia mengatakan, pihaknya melakukan perubahan dalam situasi pandemi dengan sesuatu yang berbeda.

Misalnya, dia memberikan tantangan kepada anak-anak untuk menyanyikan lagu baru yang belum pernah didengar dan dinyanyikan sebelumnya.

Roedyanto menegaskan, lagu anak yang beredar di masyarakat lebih banyak lagu slow. Untuk itu, dirinya bergerak dengan membuat lagu “Rindu Sekolah” dengan notasi dan nada berbeda.

"Itu yang berbeda. Saya tidak menyanyikan. Saya buat notasi dan saya lepas ke anak-anak. Hanya saya meminta anak-anak agar tetap senang-senang saja," ujar Roedyanto.

Baca juga: Lawan Virus Corona, Satgas Penanganan Covid-19 Gunakan Strategi Perang Sun Tzu

Roedyanto pun berencana ke depan akan menggarap cerita dalam lagu mengangkat isu edukasi seputar Covid-19. Tujuannya agar pesan yang disampaikan bisa mudah diterima anak.

"Kami akan memberikan edukasi kepada anak tentang bagaimana menerapkan protokol kesehatan dalam bentuk cerita lagu," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jawaban MK Usai Dituding Bakal Putuskan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup...

Jawaban MK Usai Dituding Bakal Putuskan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup...

Nasional
Sikap 'Cawe-cawe' Disebut Bisa Runtuhkan Kenegarawanan Jokowi ke Depan

Sikap "Cawe-cawe" Disebut Bisa Runtuhkan Kenegarawanan Jokowi ke Depan

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Bertemu Megawati di DPP PDI-P Siang Ini, Bahas Kerja Sama Pemilu 2024?

Zulhas dan Elite PAN Bertemu Megawati di DPP PDI-P Siang Ini, Bahas Kerja Sama Pemilu 2024?

Nasional
Ganjar Sebut 'Cawe-cawe' Jokowi Bukan Intervensi Politik Keseluruhan

Ganjar Sebut "Cawe-cawe" Jokowi Bukan Intervensi Politik Keseluruhan

Nasional
Ganjar Santai Elektabilitas Disalip Prabowo di Survei Litbang 'Kompas': Sebentar Akan Menang Lagi

Ganjar Santai Elektabilitas Disalip Prabowo di Survei Litbang "Kompas": Sebentar Akan Menang Lagi

Nasional
Menkumham: Pemerintah Masih Tunggu Undangan DPR Terkait RUU Perampasan Aset

Menkumham: Pemerintah Masih Tunggu Undangan DPR Terkait RUU Perampasan Aset

Nasional
Ungkap Cara Sindikat TPPO Menjerat Korban, Migrant Care: Dilihat yang Terdesak Ekonomi

Ungkap Cara Sindikat TPPO Menjerat Korban, Migrant Care: Dilihat yang Terdesak Ekonomi

Nasional
Ganjar Minta Relawan Tak Lakukan 'Bullying' dan Gunakan Isu SARA

Ganjar Minta Relawan Tak Lakukan "Bullying" dan Gunakan Isu SARA

Nasional
MK Diminta Pertimbangkan Putusan Sistem Pemilu Tak Berlaku untuk Pemilu 2024

MK Diminta Pertimbangkan Putusan Sistem Pemilu Tak Berlaku untuk Pemilu 2024

Nasional
Mahfud Harap Anies Dapat Tiket Pilpres, Jangan Sampai Dijegal Koalisinya Sendiri

Mahfud Harap Anies Dapat Tiket Pilpres, Jangan Sampai Dijegal Koalisinya Sendiri

Nasional
Pancasila Rumah (Anak) Kita

Pancasila Rumah (Anak) Kita

Nasional
Ganjar soal Relawan Jokowi Pecah: Saya Sangat Yakin Sebagian Besar ke Sini, Sebagian Kecil ke Sana

Ganjar soal Relawan Jokowi Pecah: Saya Sangat Yakin Sebagian Besar ke Sini, Sebagian Kecil ke Sana

Nasional
Eks Hakim Konstitusi: Konstitusionalitas Sistem Pemilu Bukan Wilayah MK

Eks Hakim Konstitusi: Konstitusionalitas Sistem Pemilu Bukan Wilayah MK

Nasional
Mahfud Bantah Ada Upaya Pemerintah Jegal Anies Maju Capres

Mahfud Bantah Ada Upaya Pemerintah Jegal Anies Maju Capres

Nasional
Soal Baliho Prabowo-Jokowi, Gerindra Bantah Memasang, PDI-P Singgung soal Asumsi

Soal Baliho Prabowo-Jokowi, Gerindra Bantah Memasang, PDI-P Singgung soal Asumsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com