Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE: 303.498 Kasus Covid-19 di Indonesia dan Kematian 130 Dokter...

Kompas.com - 05/10/2020, 06:26 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka penularan Covid-19 di Indonesia masih belum memperlihatkan tanda-tanda penurunan setelah pandemi berjalan sekitar tujuh bulan.

Pemerintah menyatakan bahwa masih terjadi penularan yang menyebabkan kasus Covid-19 terus bertambah hingga Minggu (4/10/2020).

Data pemerintah pada Minggu pukul 12.00 WIB menunjukkan bahwa terdapat 3.992 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menyebabkan jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air kini berjumlah 303.498 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

Baca juga: Face Shield dan Masker Filter Tak Efektif Cegah Penularan Covid-19

Dari total jumlah itu, terdapat 63.894 kasus aktif atau 21,1 persen dari yang terkonfirmasi positif berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

Kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan.

Masih berdasarkan data yang sama, penambahan kasus baru pasien konfirmasi positif Covid-19 tersebar di 33 provinsi.

Kemudian, tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi.

Kelima provinsi itu, yakni DKI Jakarta (1.398 kasus baru), Jawa Tengah (314 kasus baru), Sumatera Barat (255 kasus baru), Jawa Timur (249 kasus baru), dan Jawa Barat (248 kasus baru).

36.743 spesimen diperiksa

Sebanyak 3.992 kasus baru Covid-19 diketahui setelah pemerintah melakukan pemeriksaan terhadap 36.743 spesimen.

Baca juga: UPDATE 4 Oktober: 3.488.141 Spesimen Diperiksa Terkait Covid-19

Dalam waktu yang sama, ada 21.641 orang yang diambil sampelnya untuk menjalani pemeriksaan spesimen.

Sementara itu, sejak awal pandemi, pemerintah telah melakukan pemeriksaan 3.488.141 spesimen terhadap 2.096.548 orang yang diambil sampelnya.

Dengan catatan, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari satu kali.

Kasus Covid-19 saat ini sudah tercatat di semua provinsi di Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

Secara rinci, ada 497 kabupaten/kota dari 34 provinsi yang mencatat adanya pasien Covid-19.

Kasus sembuh dan meninggal

Meski jumlah pasien terus meningkat, pemerintah berupaya menumbuhkan harapan dengan memperlihatkan semakin banyaknya pasien Covid-19 yang sembuh.

Baca juga: Cerita Kepala Kejari Jember Sembuh dari Covid-19

Dalam sehari, ada penambahan 3.401 orang yang telah sembuh dan dianggap tidak lagi terinfeksi virus corona.

Mereka dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif virus corona.

Dengan demikian, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh kini berjumlah 228.453 orang.

Akan tetapi, masih ada kabar duka dengan adanya penambahan pasien Covid-19 yang meninggal dunia.

Pada periode 3 hingga 4 Oktober 2020, ada 96 pasien Covid-19 yang tutup usia.

Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia kini mencapai 11.151 orang.

130 dokter dan 92 perawat meninggal dunia

Sementara itu, jumlah tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat Covid-19 terus bertambah.

Baca juga: IDI: Dokter Meninggal Akibat Covid-19 Bertambah 3, Capai 130 Orang

Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), hingga Sabtu (3/10/2020) terdapat 130 dokter, 9 dokter gigi dan 92 perawat yang meninggal dunia akibat Covid-19.

"Kehilangan para tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bagi sebuah bangsa terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan," kata Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI Ari Kusuma melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (4/10/2020).

Dari 130 dokter yang wafat, 67 merupakan dokter umum dengan 4 di antaranya guru besar.

Kemudian, 61 merupakan dokter spesialis dengan 4 di antaranya guru besar dan 2 orang residen.

Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI wilayah (provinsi) dan 61 IDI cabang (kota/kabupaten).

Baca juga: Para Dokter Berspekulasi Trump Berisiko Alami Komplikasi Covid-19

Padahal, menurut Ari, jumlah tenaga kesehatan terutama dokter di Indonesia sebelum pandemi Covid-19 sudah merupakan salah satu yang terendah di Asia dan dunia.

Dengan estimasi, satu dokter melayani 3.000 masyarakat.

"Dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka ke depannya layanan kesehatan pada pasien baik Covid maupun non-Covid akan terganggu karena kurangnya tenaga medis," ujarnya.

Ari mengatakan, pesatnya angka kematian ini membuktikan bahwa masyarakat tidak hanya abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, tapi juga tak peduli pada keselamatan tenaga kesehatan.

Ia berharap masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid-19 ini.

"Semakin masyarakat abai terhadap protokol kesehatan, maka Indonesia akan sulit melewati masa pandemi ini dan bukan hanya kerugian secara ekonomi namun juga korban jiwa baik tenaga kesehatan, keluarga, maupun diri sendiri," kata Ari.

Baca juga: Ketua MPR Minta TNI Perkuat Peran Penanganan Covid-19

Sementara, Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI Eka Ginanjar mengingatkan, untuk memutus rantai penularan Covid-19, diperlukan disiplin penerapan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.

Pemerintah: jangan main-main dengan Covid-19

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta para kiai menyampaikan perihal pandemi Covid-19 tidak hanya ke santri, tetapi juga ke masyarakat sekitar pesantren.

Menurut Mahfud MD, kiai umumnya didengarkan oleh masyarakat. Sementara itu, dokter seringkali tidak dipercaya.

Hal ini Mahfud sampaikan saat menghadiri sarasehan yang digelar Pondok Pesantren Annuqayah, Sumenep, Jawa Timur, Minggu (4/10/2020).

"Mohon para kiai, saya sangat berharap ini bisa disampaikan pengertian ini bukan hanya kepada santri tetapi kepada masyarakat di sekitar pesantren, karena kiai yang didengarkan," kata Mahfud MD melalui siaran langsung YouTube Kemenko Polhukam.

"Kalau dokter, saya bawa dokter (yang menyampaikan) bahwa Covid itu begitu, mereka sering enggak percaya. Kalau kiai bilang ya hati-hati penyakit, orang Madura itu takutnya pada kiai," ucap dia.

Baca juga: Ingatkan Pasien Covid-19 di Hotel Disiplin Protokol, Wagub DKI: Ini Bukan Berlibur

Mahfud MD mengatakan, 17 persen atau sekitar 44 juta rakyat Indonesia tak percaya adanya Covid-19. Masyarakat, kata dia, umumnya menyebut Covid-19 sebagai isu politik belaka.

Padahal, orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami indikasi yang sama seperti kelelahan, tulang terasa lemas, kemampuan penciuman hilang, hingga sesak napas.

Gejala serupa juga dialami oleh pasien Covid-19 di berbagai negara.

Mahfud MD pun mencontohkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dulu tak percaya pada virus corona, baru-baru ini dinyatakan positif Covid-19.

"Maka jangan main-main. Sama dengan Donald Trump itu dulu enggak percaya (Covid-19)," ujar Mahfud MD.

"Pergi ke mana-mana orang pakai masker, dia (Donald Trump) enggak pakai masker. Kemarin dia kena bersama istrinya. Ini politik Amerika goncang ini," kata dia.

Baca juga: Agar Efektif Cegah Covid-19, Hindari 5 Kesalahan Cara Pakai Masker Ini

Untuk mencegah meluasnya penularan Covid-19, Mahfud meminta masyarakat berikhtiar fisik maupun batin.

Ikhtiar fisik, masyarakat diminta menerapkan protokol kesehatan dasar yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

Kemudian, jika sakit segera pergi ke dokter, berobat, atau mengisolasi diri.

Sementara itu, dalam berikhtiar batin, masyarakat diminta untuk terus berdoa.

"Kita harus menganggap atau menerima fakta secara keilmuan bahwa Covid-19 itu ada secara ilmiah," kata Mahfud MD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com