"Dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka ke depannya layanan kesehatan pada pasien baik Covid maupun non-Covid akan terganggu karena kurangnya tenaga medis," ujarnya.
Ari mengatakan, pesatnya angka kematian ini membuktikan bahwa masyarakat tidak hanya abai terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, tapi juga tak peduli pada keselamatan tenaga kesehatan.
Ia berharap masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid-19 ini.
"Semakin masyarakat abai terhadap protokol kesehatan, maka Indonesia akan sulit melewati masa pandemi ini dan bukan hanya kerugian secara ekonomi namun juga korban jiwa baik tenaga kesehatan, keluarga, maupun diri sendiri," kata Ari.
Baca juga: Ketua MPR Minta TNI Perkuat Peran Penanganan Covid-19
Sementara, Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI Eka Ginanjar mengingatkan, untuk memutus rantai penularan Covid-19, diperlukan disiplin penerapan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta para kiai menyampaikan perihal pandemi Covid-19 tidak hanya ke santri, tetapi juga ke masyarakat sekitar pesantren.
Menurut Mahfud MD, kiai umumnya didengarkan oleh masyarakat. Sementara itu, dokter seringkali tidak dipercaya.
Hal ini Mahfud sampaikan saat menghadiri sarasehan yang digelar Pondok Pesantren Annuqayah, Sumenep, Jawa Timur, Minggu (4/10/2020).
"Mohon para kiai, saya sangat berharap ini bisa disampaikan pengertian ini bukan hanya kepada santri tetapi kepada masyarakat di sekitar pesantren, karena kiai yang didengarkan," kata Mahfud MD melalui siaran langsung YouTube Kemenko Polhukam.
"Kalau dokter, saya bawa dokter (yang menyampaikan) bahwa Covid itu begitu, mereka sering enggak percaya. Kalau kiai bilang ya hati-hati penyakit, orang Madura itu takutnya pada kiai," ucap dia.
Baca juga: Ingatkan Pasien Covid-19 di Hotel Disiplin Protokol, Wagub DKI: Ini Bukan Berlibur
Mahfud MD mengatakan, 17 persen atau sekitar 44 juta rakyat Indonesia tak percaya adanya Covid-19. Masyarakat, kata dia, umumnya menyebut Covid-19 sebagai isu politik belaka.
Padahal, orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami indikasi yang sama seperti kelelahan, tulang terasa lemas, kemampuan penciuman hilang, hingga sesak napas.
Gejala serupa juga dialami oleh pasien Covid-19 di berbagai negara.
Mahfud MD pun mencontohkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dulu tak percaya pada virus corona, baru-baru ini dinyatakan positif Covid-19.
"Maka jangan main-main. Sama dengan Donald Trump itu dulu enggak percaya (Covid-19)," ujar Mahfud MD.