BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif

Karisma Batik 2020, Ajang Pelaku UMKM Wujudkan Rasa Cinta akan Batik Indonesia

Kompas.com - 03/10/2020, 16:56 WIB
Anissa DW,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak 11 tahun lalu, 2 Oktober selalu menjadi hari istimewa bagi Indonesia. Sebab, di tanggal yang sama pada 2009, batik secara resmi ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).

Sebelum resmi ditetapkan tahun 2009, Indonesia sebenarnya telah mengajukan pendaftaran batik ke UNESCO sejak 2008. UNESCO kemudian menerima pendaftaran itu secara resmi pada Januari 2009 dan melakukan pengujian tertutup di Paris, Perancis.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (2/10/2020), dalam naskah yang disampaikan ke UNESCO, batik diartikan sebagai teknik menghias yang mengandung nilai, makna, dan simbol budaya.

Batik pun berhasil memenuhi tiga dari lima domain penilaian, yakni tradisi dan ekspresi lisan; adat istiadat masyarakat, ritual, dan perayaan-perayaan; serta kemahiran kerajinan tradisional.

Dengan penetapan tersebut, 2 Oktober resmi diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Untuk memperingatinya, instansi pemerintah, instansi swasta, dan masyarakat biasanya mengenakan baju batik.

Untuk memperingati Hari Batik Nasional 2020, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menginisiasi acara hybrid fashion show yang menggabungkan unsur offline dan online bertajuk “Karisma Batik 2020: Bangga Pakai Batik”.

Konsep hybrid fashion show itu diusung sebagai bentuk adaptasi terhadap tata cara kenormalan baru di pandemi Covid-19. Acara peragaan busana itu disiarkan langsung di kanal Youtube Kemenparekraf, Jumat (2/10/2020).

Lewat ajang tersebut, Kemenparekraf ingin menyampaikan keberhasilan batik. Kain khas Indonesia ini tak hanya menarik minat pecinta fashion atau kain tradisional, tetapi juga berperan dalam menggerakkan perekonomian para pengrajinnya.

Apikmen karya Agus T. Santosa menghadirkan motif batik yang terinpirasi dari virus coronaDok. Youtube/Kemenparekraf Apikmen karya Agus T. Santosa menghadirkan motif batik yang terinpirasi dari virus corona

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), terdapat 47.000 unit usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang tersebar di 101 sentra industri di Indonesia bergerak di industri batik.

Dalam sambutannya di ajang Karisma Batik 2020, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wisnutama Kusubandio mengungkapkan, batik bukan hanya sehelai kain atau pakaian, melainkan wujud budaya dan seni karya manusia Indonesia.

Di balik nama besar dan estetika batik, tersimpan nilai-nilai kehidupan tentang kreativitas, identitas, keragaman, kebanggaan, dan persatuan.

“Batik merupakan kekayaan budaya dan seni peninggalan nenek moyang kita yang juga telah sangat diakui di dunia sehingga banyak dipakai di mancanegara,” ucap Wisnutama.

Karena itu, menurutnya, penyelenggaraan ajang Karisma Batik 2020 merupakan wujud rasa bangga Indonesia akan identitasnya sebagai pemilik seni dan budaya batik.

Menampilkan karya 8 UMKM terpilih

Ajang Karisma Batik 2020 menampilkan peragaan busana dari UMKM atau jenama batik terpilih dan talkshow bersama para desainer sekaligus pegiat batik ternama di Indonesia.

Dari 104 jenama yang mendaftar, 8 di antaranya terpilih untuk menampilkan koleksi batiknya secara daring. Selain itu, ada pula dua desainer kenamaan Indonesia, yakni Purana Indonesia dan Danjyo Hiyoji yang turut menampilkan koleksinya.

Batik Shiroshima Indonesia karya Dian Nutri Justisia Shirokadt menggabungkan budaya tradisional Indonesia dan Jepang Dok. Youtube/Kemenparekraf Batik Shiroshima Indonesia karya Dian Nutri Justisia Shirokadt menggabungkan budaya tradisional Indonesia dan Jepang

Adapun kedelapan jenama tersebut adalah Vania Wijaya Gunawan (Kasee Batik Activewear), Clara Cyntiarini Wijayanti (Bebatikan Jogja), Agus T. Santosa (Apikmen), Dian Nutri Justisia Shirokadt (Shiroshima Indonesia).

Selanjutnya, ada Meka (Batik Marindau), Grita Karina (Buana Batik), Vitalia Noor Darma (Rumah Batik Jinggar), dan Afiyah Cahyani (Ruang Titik).

Untuk diketahui, sebelum terpilih, kedelapan jenama itu telah melalui proses seleksi yang cukup panjang oleh lima kurator terkemuka, yaitu Sjamsidar Isa, Didi Budiardjo, Tumbu Ramelan, Aprina Murwanti, dan Khairiyah Sari.

Empat kriteria penilaian

Salah satu kurator, Aprina Murwanti menjelaskan, terdapat empat kriteria penilaian yang digunakan dalam proses seleksi.

Kriteria pertama adalah karya harus berupa batik asli, baik dalam bentuk batik tulis yang menggunakan canting atau kuas dan batik cap.

“Nah, yang disebut batik asli itu dibuat menggunakan teknik rintang warna dengan malam (lilin) panas. Jadi, menutup sebagian permukaan kain, lalu warna dimasukkan sehingga ketika malam dilepas, warna akan keluar dan motif akan terlihat,” jelas Aprina.

Kedua adalah dari segi desain. Menurut Aprina, kesatuan warna dan komposisi desain batik yang terpilih harus bisa menjawab tantangan masa kini, yakni batik bisa dipakai di mana saja dalam berbagai kesempatan. Selain itu, harus ada kesinambungan desain antara busana satu dan busana lain.

Selanjutnya, aspek kreativitas. Walaupun perpaduan warna yang digunakan hanya sedikit, kata Aprina, karya yang dihasilkan harus unggul dari segi kreativitas. Misalnya, desain batiknya memiliki karakter kuat dan ketika diaplikasikan ke busana, komposisi batiknya cukup menonjol.

Terakhir adalah aspek cerita di balik motif batik yang dihasilkan. Menurut Aprina, setiap karya batik biasanya memiliki cerita atau pesan yang ingin disampaikan oleh pembuatnya.

Untuk itu, para jenama yang mengirimkan karyanya ke ajang Karisma Batik 2020 wajib menjelaskan cerita di balik motif batiknya.

Contohnya pada koleksi Batik Marindau karya Meka. Aprina menjelaskan, motif batik ini terinspirasi dari aksara Incung, salah satu aksara tertua di Indonesia yang berasal dari Kabupaten Kerinci, Jambi.

Ruang Titik karya Afiyah Cahyani merupakan batik yang menggunakan figur Elang Bondol dan ragam hias pepatran (sulur) dalam motifnyaDok. Youtube/Kemenparekraf Ruang Titik karya Afiyah Cahyani merupakan batik yang menggunakan figur Elang Bondol dan ragam hias pepatran (sulur) dalam motifnya

Kemudian ada batik Ruang Titik karya Afiyah Cahyani. Batik yang didominasi warna cokelat itu menggunakan figur salah satu hewan langka, yakni Elang Bondol dan ragam hias pepatran (sulur) dalam motifnya.

“Ketika dicermati dapat terlihat Elang Bondol dan lokasi satwa ini di antara motif sulur pada batiknya. Tampilan desainnya juga konsisten antara busana satu dengan yang lain. Tetap satu konsep yang sama,” kata Aprina.

Dengan terlaksananya kegiatan “Karisma Batik 2020: Bangga Pakai Batik” itu, diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk terus berkreasi sehingga mendorong perkembangan industri batik di Indonesia.

Selain itu, ajang tersebut juga diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menemukan talenta-talenta baru yang memiliki semangat dan tekad untuk memajukan batik Indonesia.

Yuk, wujudkan rasa cinta Tanah Air dengan bangga pakai batik asli Indonesia! Ikuti juga kontes foto dan video #BatikItuAsyik. Caranya, buat foto atau video dengan mengenakan batik atau kain tradisional bermotif khas daerah, lalu unggah foto ke Instagram dan video ke TikTok.

Buat caption menarik dan selipkan pantun yang menunjukkan rasa bangga saat menggunakan batik atau pakaian tradisional bermotif khas daerah. Jangan lupa mention akun @pesonaid_travel di Instagram dan @indonesia.travel di TikTok serta gunakan hashtag #BatikItuAsyik.

Periode kontes berlangsung 2-16 Oktober 2020 dan pemenang akan diumumkan pada 18 Oktober 2020 di Instagram @pesonaid_travel. Pemenang akan mendapatkan tiga signature batik eksklusif dan 10 hadiah menarik. Untuk informasi lebih lengkap, silakan kunjungi tautan ini.


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com