JAKARTA, KOMPAS.com - Amnesty International Indonesia mengungkapkan, penduduk di Hitadipa, Intan Jaya, Papua, meninggalkan desanya setelah penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di kawasan tersebut.
Informasi tersebut didapat Amnesty warga yang berada di lokasi tersebut.
“Masyarakat setempat meninggalkan rumah mereka, meninggalkan desa mereka dengan penuh ketakutan,” kata peneliti Amnesty International Indonesia Ari Pramuditya dalam konferensi pers virtual, Jumat (2/10/2020).
Menurut Ari, ada warga yang mengungsi ke kabupaten terdekat. Padahal, butuh waktu sekitar 1-2 hari untuk menuju kabupaten itu.
Baca juga: Temuan Amnesty: Saksi Sebut Penembakan Pendeta Yeremia Diduga Dilakukan Anggota TNI
Sementara itu, kata Ari, ada pula masyarakat yang kini bersembunyi di hutan. Ia menuturkan, wilayah tersebut pun kini kosong.
“Saat ini di Hitadipa sedang dilakukan oeprasi militer. Kami sedang melakukan verifikasi berapa jumlah tentara yang berjaga di lokasi tersebut,” ucapnya.
“Namun yang bisa kami pastikan adalah operasi militer ini menyebabkan wilayah Hitadipa kini kosong,” sambung dia.
Pihak gereja setempat kemudian bersuara terkait kondisi di daerah tersebut.
Gereja Kemah Injil (GKI) Klasis Hitadipa membuat pernyataan yang meminta aparat segera ditarik agar masyarakat dapat kembali ke rumahnya.
Hingga saat ini, Amnesty mengaku masih melakukan verifikasi dan penelusuruan terhadap keseluruhan kasus. Informasi yang diungkapkan merupakan temuan sementara yang telah diverifikasi dan identifikasi.
Di kesempatan yang sama, Kepala Bidang KPKC Sinode GKI-TP Pendeta Dora Balubun meminta agar pemerintah memperhatikan para pengungsi.
“Perlu ada jaminan keselamatan bagi mereka dari negara, dari bapak presiden, supaya masyarakat ini bisa kembali ke kampung mereka,” kata Dora.
Diberitakan, Pendeta Yeremia Zanambani tewas dengan luka tembak di Kampung Hitadipa, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (19/9/2020).
Pihak TNI menyebut Yeremia tewas ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Namun, Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambon mengatakan, korban tewas dibunuh aparat TNI.
Baca juga: Komnas HAM Minta TGPF Kasus Penembakan Pendeta Yeremia Tak Memihak
Sementara, Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal juga membantah tuduhan bahwa TNI menjadi pelaku penembakan terhadap Pendeta Yeremia hingga tewas.
Kamal beralasan, tidak ada pos TNI di Hitadipa. Menurutnya, apa yang disampaikan Jubir TPNPB tidak berdasar dan hanya ingin memperkeruh suasana.
Menurut keterangan Kamal, pelaku pembunuhan Pendeta Yeremia adalah kelompk KKB pimpinan Jelek Waker.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.