Setiap kali pergantian ketua umum partai, mulai dari Soetrisno Bachir, Hatta Rajasa, hingga Zulkifli Hasan pada periode pertama, harus mendapatkan restu dari Amien.
Namun, pada Kongres V PAN yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Februari 2020 lalu, ketokohan Amien mulai runtuh.
Baca juga: Sejumlah Pengurus di Daerah Usulkan Amien Rais Bentuk PAN Reformasi
Pada kongres tersebut, Amien mendukung Mulfachri Harahap untuk memimpin PAN. Janjinya, jika Mulfachri terpilih, maka Hanafi Rais yang merupakan anak dari Amien Rais, akan didapuk sebagai sekretaris jenderal partai itu.
Zulkifli yang notabene adalah besan dari Amien, justru tak mendapatkan restu untuk memimpin kembali. Kongres PAN pun sempat berjalan ricuh. Meski demikian, Zulkifli akhirnya terpilih kembali sebagai ketua umum.
Di dalam struktur kepengurusan yang baru, Amien tak lagi didaulat sebagai Ketua Dewan Kehormatan. Kursi itu diberikan Zulkifli kepada Soetrisno Bachir.
Internal PAN pun bergejolak. Sejumlah loyalis Amien seperti Agung Mozin, Asri Anas, dan Hanafi Rais memilih hengkang dari partai tersebut.
Baca juga: PAN Yakin Hanya Sedikit Kadernya yang Pindah ke Partai Ummat
Para loyalis itu juga turut mendorong agar Amien mendirikan partai baru.
Awalnya, partai baru yang hendak dibentuk akan diberi nama PAN Reformasi. Lambang partai pun disebut akan menyerupai lambang PAN yaitu matahari terbit dengan sedikit modifikasi.
Namun pada akhirnya, Amien justru mengumumkan nama lain untuk partai besutannya, yaitu Partai Ummat.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan