JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan mengatakan, penurunan tingkat imunisasi di Indonesia akan berdampak pada bonus demografi dan capaian target Indonesia Emas milik pemerintah.
Sebab, menurut dia, tidak imunisasi menyebabkan anak mudah terserang penyakit infeksi dan penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Hal itu dikatakan Ede dalam konferensi pers bertajuk "Dampak Pandemi Covid-19, Cakupan Imunisasi, dan Kualitas Pangan Balita Rendah, Selamatkan 25 Juta Anak Indonesia", Kamis (1/10/2020).
"Jelas ya difteri itu berposisi itu sangat mengancam, kemudian risiko meninggal karena penyakit infeksi juga tinggi nah tentu saja kualitas sdm ini akan rendah," kata Ede.
"Itulah kenapa kami mengatakan bonus demografi dan juga Indonesia Emas ini bisa terancam," ujar dia.
Baca juga: Cegah KLB Penyakit yang Sudah Ada Vaksinnya, Kemkominfo Minta Imunisasi Tetap Berjalan
Ede mengatakan, imunisasi akan berguna untuk menyelamatkan anak dari paparan wabah penyakit.
Selain itu, bisa mengurangi beban sistem kesehatan apabila terjadi wabah di Tanah Air.
Oleh karena itu, ia mengingatkan, harus ada jalan keluar agar masyarakat bisa terus imunisasi walau tengah berada di masa pandemi Covid-19.
"25 juta balita jelas saat ini mereka lahir kemudian nanti akan masuk ke sekolah SD, lalu pada saat 2045 mereka akan lulus perguruan tinggi baik S1-S2 dan akan menjadi profesi yang menggantikan kita semua," ucap Ede Surya Darmawan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih mengatakan, kegiatan di puskesmas dan posyandu menurun akibat pandemi Covid-19.
Ia mengatakan, saat ini masyarakat masih banyak yang khawatir untuk datang dan mengakses layanan kesehatan ke puskesmas dan posyandu.
"Memang sudah banyak laporan dari kawan-kawan di daerah kegiatan-kegiatan posyandu, kegiatan puskesmas itu menurun," ucap Daeng.
"Karena banyak masyarakat yang khawatir datang ke puskesmas, yang khawatir datang ke posyandu, khawatir tertular (Covid-19)," kata dia.
Oleh karena itu, lanjut Daeng, perlu ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak terus berlanjut.
Baca juga: BPOM dan Bio Farma Akan Audit Vaksin Covid-19 ke Sinovac China
Daeng khawatir jika masalah ini tidak diatasi, akan berdampak buruk bagi kondisi kesehatan masyarakat di masa mendatang.
"Kalau ini tidak kita pecahkan bersama kami sangat khawatir Covid terus meningkat, kemudian kebutuhan-kebutuhan pelayanan masyarakat, indikator-indikator SPM (standar pelayanan minimal), stunting di puskesmas di semua daerah itu juga akan buruk," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.