Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Ingatkan Risiko Penularan Covid-19, di Kantor, Keluarga, hingga Tempat Wisata

Kompas.com - 01/10/2020, 12:01 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, setiap individu harus memahami risiko penularan virus corona untuk mencegah timbulnya klaster Covid-19 di masyarakat, salah satunya penularan di lingkungan kantor.

"Harus paham potensi penularan dari siapa. Jika sudah ada gejala langsung pakai masker," ujar Dewi sebagaimana dikutip dari siaran pers di laman resmi Satgas Penanganan Covid-19, Kamis (30/9/2020).

"Jika salah satu rekan satu ruangan di kantor atau anggota keluarga positif Covid-19, maka kru sekantor dan keluarga wajib melakukan swab test. Selama hasil swab belum keluar, semua wajib melakukan isolasi mandiri," kata dia.

Baca juga: Satgas: Menekan Angka Kematian Covid-19 Dimulai Lewat Meminimalkan Penularan

Selain itu, Dewi mengingatkan soal penularan Covid-19 di lingkungan keluarga.

Karena itu, dia menyarankan setiap anggota keluarga tetap menerapkan protokol kesehatan saat berada di rumah.

Kemudian, penerapan protokol kesehatan juga dilakukan saat menerima kunjungan tamu dari luar.

"Tetap gunakan masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Kurangi kegiatan sosial di masyarakat karena ada risiko membawa virus ke rumah," kata Dewi.

Lebih lanjut, Dewi pun mengingatkan masyarakat agar hindari berkunjung ke tempat keramaian atau berwisata.

Dia mencontohkan, kejadian kasus positif Covid-19 yang bermula saat ada empat orang pergi ke tempat rekreasi bersama-sama.

"Empat orang itu jalan bersama-sama ke tempat wisata C, makan bakso, dan ke alun-alun B yang ramai pengunjung. dan mereka terpapar," ujar Dewi.

Baca juga: Pimpinan Komisi II Minta Polisi Tak Ragu Tertibkan Pelanggar Protokol Covid-19 dalam Pilkada

Terakhir, dia mengingatkan agar masyarakat tidak takut pada penelusuran kontak.

Masyarakat diminta untuk tidak berbohong kepada petugas karena bisa berakibat penularan ke orang sekitar.

"Jangan sampai ada kontak positif tapi menyembunyikan pada keluarga karena takut. Ini dampaknya bakal berbahaya," ucap Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com