JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap program pengembangan potensi santripreneur (santri-entrepreneur) berbasis usaha kecil menengah (UKM) kelapa sawit dapat menggerakkan potensi ekonomi pesantren.
Pasalnya, kata dia, industri dan perkebunan kelapa sawit merupakan sektor andalan yang berkontribusi cukup besar terhadap pembangunan nasional.
Ditambah lagi, Indonesia juga merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dan menguasai 55 persen pangsa pasar ekspor global.
"Pemerintah menyambut baik program pengembangan potensi santripreneur berbasis UKMK sawit sebagai bagian dari upaya pengembangan ekonomi sektor riil di pesantren," kata Ma'ruf dalam launching program tersebut yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia secara daring, Kamis (1/10/2020).
Baca juga: Wapres Minta Pesantren Berkembang Sesuai Tantangan Zaman
Selain menggerakkan potensi ekonomi di pesantren, Ma'ruf juga berharap program tersebut dapat melahirkan santri-santri yang memiliki jiwa wirausahawan tinggi.
Mereka menjadi santripreneur yang berkarakter kuat, mandiri dan mampu memberikan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
"Jadi pesantren tidak hanya pusat mencetak ulama, pusat untuk menyiapkan orang-orang paham agama yaitu calon-calon agama tapi juga jadi pusat pemberdayaan, pusat perbaikan bahkan diharapkan pesantren jadi pusat inovasi," kata Ma'ruf.
Dengan demikian, kata dia, fungsi pesantren seperti yang diharapkan undang-undang (UU) dapat terlaksana, yakni menjadi pusat pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi.
Baca juga: Menag: Hampir 100 Persen Pesantren Sudah Pembelajaran Tatap Muka
Saat ini, kata dia, pesantren yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air berjumlah sekitar 28.194.
Kemudian, sebanyak 44,2 persen atau sekitar 12.469 di antaranya berpotensi untuk pengembangan ekonomi.
Namun dengan program ini, kata dia, pesantren yang berada di daerah penghasil komoditi sawit dapat berperan dalam menggerakkan roda perekonomian daerahnya.
"Agar program ini berhasil, perlu dikembangkan kolaborasi dan kemitraan yang melibatkan tiga entitas yakni pemerintah baik pusat maupun daerah, dunia usaha, dan pesantren itu sendiri," kata dia.
Baca juga: Kisah Santripreneur asal Bandung, Berbagi dalam Keterbatasan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.