“Waktu itu menunggu salat subuh tiba-tiba kok berputar di sekeliling saya. Rasanya benar-benar luar biasa pusingnya bahkan sampai mual, sampai di RS itu lihat tembok masih muter,” kenangnya.
Baca juga: 7 Pegawai BPJS Kesehatan Jember dan Lumajang Positif Corona
Setelah dinyatakan sembuh, ia akhirnya pulang dan menjalani aktivitas seperti biasa, meski selang satu tahun kemudian, Radiyo terkena penyakit prostat.
Puas dengan layanan BPJS Kesehatan
Sebelumnya, Radiyo lebih dulu mengenal PT. Askes (Persero) hingga akhirnya berubah menjadi BPJS Kesehatan.
Ia pun mendapatkan jaminan kesehatan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Menurut Radiyo, prosedur penggunaan BPJS Kesehatan lebih mudah dan cepat. Hal ini terbukti dari sejak masuk rs sampai keluar semuanya dirasa lancar.
“Jadi pada waktu masuk rs langsung ditangani, saya turut acungi jempol pada tugas mereka. Administrasi urusan belakangan yang terpenting penanganan pertama pada pasien,” ujarnya.
Baca juga: Ini 4 Keringanan soal Iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk Para Pengusaha
Selama menerima manfaat BPJS Kesehatan secara langsung, Radiyo sangat mengapresiasi layanan tersebut dan mengaku sangat puas.
“Saya sangat puas, alhamdulillah sekali menggunakan BPJS Kesehatan lebih memudahkan kami berobat ketika sakit dengan pelayanan tepat. Tapi tetap, saya mintanya sehat terus tidak ingin sakit lagi,” imbuhnya dengan mantap.
Tahun 2016, istri Radiyo pun pernah menggunakan BPJS Kesehatan untuk bedah tulang dan semuanya di-cover BPJS Kesehatan.
“Habis umrah dulu kaki istri bermasalah dan akhirnya bedah tulang di RS Tidar. Saya ingat betul biaya operasinya itu Rp 10.630.000,” kenangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.