Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Kita Tak Bisa Harapkan Kehadiran Menkes, Langsung ke Presiden Saja

Kompas.com - 29/09/2020, 12:08 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan, publik sebaiknya tidak menantikan kemunculan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto untuk menjelaskan penanganan Covid-19 di Indonesia. Agus menilai, Terawan akan sulit memberikan penjelasan kepada masyarakat.

Sebab, saat ini penanganan Covid-19 telah didelegasikan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Padahal, penanganan pandemi semestinya merupakan tugas Menkes.

"Kita tidak bisa harapkan kehadiran Menkes. Langsung ke bosnya saja (Presiden)," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (29/9/2020).

Baca juga: Cerita Najwa Shihab, Hampir Setiap Pekan Kirim Undangan ke Menkes Terawan

Agus menjelaskan faktor lain yang menyebabkan Terawan tidak muncul di depan publik.

Pertama, sejak awal pandemi Covid-19, Terawan sering membuat pernyataan yang memicu kontroversi. Agus mencontohkan saat Terawan menyebut orang Indonesia tidak akan tertular Covid-19.

Kemudian, saat tampil di depan publik, Terawan kerap melontarkan candaan.

"Pak Menkes kalau ngomong sambil cengengesan (bercanda), tak ada kesan serius. Itu kesalahan juga. Lalu, Presiden saat itu membentuk Gugus Tugas," ungkap Agus.

Sebenarnya Terawan ikut dilibatkan dalam Gugus Tugas Penanganan Covid-19.

Akan tetapi, kemunculan Terawan sangat minim apabila dibandingkan Ketua Gugus Tugas Doni Monardo atau para juru bicara.

"Sampai sekian lama ya Menkes tidak muncul, sebab komentarnya tidak friendly dan tidak memberi kejelasan kepada masyarakat," tutur Agus.

Baca juga: Ini Alasan Najwa Shihab Ingin Undang Menkes Terawan ke Mata Najwa

Agus menilai, Menkes Terawan memiliki kemampuan yang baik dalam aspek keilmuan. Hanya saja, Terawan tidak memiliki leadership yang baik.

Dengan demikian, saat berhadapan dengan masyarakat, Terawan tidak mampu menempatkan diri sebagai Menkes.

"Leadership beliau tidak ada. Ini persoalannya," ucap Agus.

Sementara itu, desakan agar Terawan mundur dari jabatan Menkes pun telah muncul sejak lama.

Desakan itu, kata Agus, mempunyai inti yang sama, yakni apabila Menkes tidak mampu muncul dan memberikan penjelasan kepada publik, sebaiknya segera diganti.

Namun, desakan itu belum mendapatkan respons.

"Sehingga, tanyakan kepada Presiden kenapa tidak diganti-ganti ya, atau Menkes memang sengaja tak dimunculkan. Saya tak tahu alasannya, tanyakan ke Presiden," kata Agus.

Baca juga: Jokowi Minta Menkes Koreksi Protokol Keamanan di Rumah Sakit

 

Sebelumnya, jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab mengaku sudah berulang kali mengundang secara resmi Terawan untuk menjadi tamu dalam acara Mata Najwa.

Undangan itu sudah ia sampaikan jauh sebelum dibuatnya video Mata Najwa edisi "Menanti Terawan" di media sosial.

"Hampir tiap minggu selalu kirim undangan. Tiap episode soal pandemi," kata Najwa kepada Kompas.com, Selasa (29/9/2020).

Najwa mengatakan, undangan yang ia sampaikan tidak selalu direspons oleh pihak Menkes. Sekalinya dijawab, pihak Menkes mengaku tidak bisa hadir dengan alasan padatnya jadwal.

"Pernah menjawab bahwa tidak bisa karena jadwal, dan kemudian kami selalu menawarkan agar wawancara diatur menyesuaikan waktu dengan agenda Pak Terawan," ujar dia.

Namun, setelah pihak Mata Najwa menawarkan untuk wawancara menyesuaikan jadwal Menkes Terawan, kembali tidak ada jawaban lanjutan dari pihak Menkes.

"Tapi, tiap minggu kami selalu kirim undangan untuk mengingatkan," ujar Najwa.

Baca juga: Terawan Jarang Muncul di Publik, Luhut: Mungkin Dia Enggak Suka Bicara

Sementara itu, Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menduga Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tak terlalu senang berbicara sehingga jarang tampil di publik.

Hal itu disampaikan Luhut saat menjawab pertanyaan Najwa, seperti ditayangkan akun YouTube Najwa Shihab, Kamis (24/9/2020). Kompas.com sudah mendapat izin Najwa Shihab untuk mengutip wawancara tersebut.

Mulanya Luhut membantah Terawan jarang muncul ke publik. Ia mengatakan baru saja Terawan berbicara di hadapan pimpinan TNI-Polri dan kepala daerah dalam rangka menyinergikan penanganan Covid-19.

"Enggak juga, kemarin dia muncul tuh di depan para panglima, kapolda, gubernur, dia ngomong, bicara dia yang dia mau buat, ini begini-begini. Hadir dia," ucap Luhut.

Namun, Najwa kembali menanyakan alasan Terawan jarang berbicara kepada publik untuk mengklarifikasi isu-isu terkait penanganan Covid-19.

Luhut pun menjawab hal itu bergantung pada kepribadian masing-masing pejabat. Ia mengatakan, ada pejabat yang suka berbicara dan ada yang tidak.

"Ya dulu banyak orang yang kayak gitu juga. Ada yang suka bicara, ada yang tidak. Dia (Terawan) mungkin tidak suka bicara, saya enggak tahu," kata Luhut.

Baca juga: Luhut Minta Kemenkes Sosialisasikan Protokol Perawatan Pasien Covid-19

Seperti diketahui, sejak Covid-19 mewabah di Indonesia, Terawan jarang berbicara mengenai penanganan virus corona.

Bahkan, saat itu Presiden Joko Widodo menunjuk juru bicara khusus penanganan virus corona selain Terawan.

Saat itu, Jokowi menunjuk Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Achmad Yurianto sebagai juru bicara.

Setelah Yurianto tak lagi menjadi juru bicara, pemerintah lalu menunjuk Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang bertugas menyampaikan informasi penanganan virus corona kepada publik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Nasional
Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Nasional
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Nasional
Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Nasional
Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Nasional
Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Nasional
Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Nasional
Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Nasional
Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah 'Clear', Diserahkan pada Ketua Umum

Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah "Clear", Diserahkan pada Ketua Umum

Nasional
Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Nasional
Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal 'Drop' di Yordania

Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal "Drop" di Yordania

Nasional
RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

RI Segera Kuasai 61 Persen Saham Freeport, Jokowi: 80 Persen Pendapatan Akan Masuk ke Negara

Nasional
Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Penyidikan Selesai, Nilai Gratifikasi dan TPPU Hakim Agung Gazalba Saleh Capai Rp 9 M

Nasional
Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Kenaikan Pemudik Diprediksi Capai 56 Persen Tahun Ini, Jokowi Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com