Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK Klaim Kasus Covid-19 di Indonesia Tak Terlalu Parah, Benarkah?

Kompas.com - 29/09/2020, 11:53 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia dinilai tidak terlalu parah dibandingkan dengan negara-negara lain yang memiliki jumlah penduduk besar.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat menjadi pembicara di acara penerimaan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) 2020 secara daring, Senin (28/9/2020).

"Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar nomor 4 di dunia, tapi dalam kasus ini (Covid-19) kita ada di urutan 21-22 sementara negara penduduk besar lainnya ada di urutan 1, 2, 3," kata Muhadjir.

Baca juga: Ahli Mengingatkan, Tambah Jumlah Tes Covid-19 dan Jangan Lupakan PHBS

Ia kemudian membandingkan Indonesia dengan Amerika yang merupakan negara dengan penduduk terbesar ketiga di dunia, justru menempati posisi teratas untuk penyebaran virus corona. Demikian halnya India, yang menempati urutan kedua setelah AS.

Sedangkan Brazil yang jumlah penduduknya nomor lima di dunia, menempati urutan ketiga sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak.

Ia kemudian kembali membandingkan dengan jumlah kasus positif di China. Ia menyebut, negara tersebut justru hanya menempati urutan ke-39.

Baca juga: Bandingkan Kasus Covid-19 dengan Negara Berpenduduk Terbanyak di Dunia, Menko PMK: Kita Tidak Terlalu Parah

"Harus kita syukuri keadaan ini. Alhamdulilah perkembangan kasus tidak mengalami kenaikan eksponensial seperti yang dibayangkan akan berlipat ganda dari waktu ke waktu tapi relatif landai meski ada naik-turun. Kita masih kondisi terkendali," tutur Muhadjir.

Namun benarkah yang disampaikan Muhadjir?

Dilansir dari Worldometers, Selasa (29/9/2020), Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan urutan ke-23 dengan total kasus sebanyak 278.722 kasus.

Seperti yang disampaikan Muhadjir, China memang jauh di bawah Indonesia dan berada di urutan ke-44 dengan 85.384 kasus. Adapun tiga negara lainnya, secara berturut-turut menempati urutan tiga besar yaitu Amerika Serikat (7.361.611 kasus), India (6.143.019 kasus) dan Brazil (4.748.327 kasus).

Baca juga: Amati 5 Hal Berikut Ini untuk Bedakan Gejala Covid-19 dan Flu Biasa

Namun, perlu dicatat bahwa pengujian spesimen dan pelacakan kasus turut mempengaruhi banyak sedikitnya kasus yang ditemukan. Persoalannya, angka pengujian Indonesia masih jauh di bawah negara-negara yang disebutkan oleh Muhadjir.

Total pengujian sampel corona yang telah dilakukan Indonesia baru sebanyak 3.239.244 spesimen. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 274,2 juta jiwa, baru 11.812 orang per 1 juta penduduk yang sudah di tes.

Sedangkan, Brazil dengan jumlah penduduk yang lebih sedikit dari Indonesia yaitu 212,9 juta jiwa, telah berhasil melakukan uji sampel corona terhadap 17.900.000 spesimen. Itu berarti, ada sekitar 84.066 orang yang telah diambil sampelnya per 1 juta populasi.

Baca juga: PSBB Ketat Dinilai Mampu Turunkan Risiko Penularan Covid-19, PSBB Transisi Tidak

Sementara Amerika Serikat yang jumlah penduduknya mencapai 331,4 juta jiwa, telah berhasil melakukan pengujian terhadap 105.401.706 spesimen Covid-19. Jumlah itu setara dengan 317.974 orang yang telah diperiksa per 1 juta penduduk.

Selanjutnya, China dengan jumlah penduduk mencapai 1,4 miliar jiwa telah berhasil memeriksa 160.000.000 spesimen. Pemeriksaan tersebut setara dengan pemeriksaan 111.163 orang per 1 juta populasi.

Pengujian spesimen merupakan salah satu faktor penentu dalam mengetahui seberapa besar tingkat penularan Covid-19 di masyarakat. Semakin besar pengujian dilakukan, semakin besar pula kemungkinan ditemukannya pasien baru.

Baca juga: Mini Lockdown hingga Penyeragaman Standar RS, Strategi Terbaru Jokowi Tangani Covid-19

Selain jumlah kasus yang telah terdeteksi, perlu diketahui pula tingkat kesembuhan dan kematian yang ditimbulkan akibat Covid-19.

Jika dilihat dari kelima negara yang disebutkan, China menjadi negara dengan persentase kasus sembuh tertinggi yaitu 94,3 persen. Posisi berikutnya yaitu Brazil (86 persen), India (82,9 persen), Indonesia (74,2 persen) dan Amerika Serikat (62,6 persen).

Sedangkan untuk persentase kasus kematian, Indonesia (3,7 persen) menempati urutan kedua setelah China (5,4 persen). Posisi berikutnya terdapat Brazil (2,9 persen), India (1,5 persen), dan Amerika Serikat (0,2 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com