Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pemerintah Mengeklaim Sudah Benar Tangani Pandemi Covid-19...

Kompas.com - 29/09/2020, 08:20 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka Covid-19 di Tanah Air belum menunjukkan penurunan signifikan.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Senin (28/9/2020) hingga pukul 12.00 WIB, ada 278.722 kasus positif Covid-18 di Tanah Air. 

Sebanyak 206.870 orang dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan 10.473 dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Bertambah, Positivity Rate Kota Bekasi Kini di Angka 11,11 Persen

Meskipun demikian, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, saat ini Indonesia sudah berada dalam jalur yang benar dalam penanganan Covid-19 walau dalam kondisi berat.

"Alhamdulillah sekarang ini Indonesia, walaupun terpapar dengan kondisi berat, tapi dibanding negara lain kita berada dalam track yang benar," ujar Muhadjir saat menjadi pembicara di acara penerimaan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) 2020 secara daring, Senin (28/9/2020).

Muhadjir mengatakan, saat ini Indonesia sudah memasuki tahap berupaya mengatasi pandemi Covid-19 bersamaan dengan pemulihan ekonomi.

Sebab, kata dia, dari lima bulan Covid-19 melanda Tanah Air, dampak sosial dan ekonomi yang dihasilkan sangat besar disamping dampak-dampak lainnya yang terpengaruh.

Menurut Muhadjir, dampak sosial sudah bisa diatasi dengan digulirkannya berbagai bantuan sosial jaring pengaman sosial (bansos jps), baik dari Kementerian Sosial, Kementerian Desa, maupun kementerian lainnya.

"Sekarang lebih dari 41 juta kepala keluarga (KK) yang dapat layanan bansos, belum termasuk bantuan kesehatan yang jumlahnya mencapai 136 juta KK. Insya Allah masalah bansos JPS ini sudah berada di dalam track yang benar," kata Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK: Ekonomi Kita Minus, tapi Defisit Pertumbuhan Tak Separah Negara Lain

Hal yang sama juga terdapat di sektor kesehatan. Muhadjir mengakui bahwa di awal, pemerintah pun gelagapan karena fasilitas kesehatan yang terbatas, termasuk jenis virus corona penyebab Covid-19 ini pun sulit diramal pergerakannya saat pertama kali kemunculannya.

"Di sektor kesehatan kita juga sudah mulai ada di track yang benar. Memang pada awalnya kita gelagapan, tapi sekarang ini sudah mulai menemukan bentuknya," kata dia.

"Tinggal bagaimana melengkapi berbagai alat kesehatan, kebutuhan yang dilakukan untuk testing, tracing, treatment (3T), dan upaya untuk terus suplai kebutuhan-kebutuhan pengobatan, termasuk alat kesehatan dan penyediaan lab-lab untuk tes PCR, sekarang sudah mulai ada di track yang benar," kata dia.

Muhadjir mengakui, upaya-upaya tersebut perlu disempurnakan. Namun, ia menilai bahwa apa yang dilakukan pemerintah sejauh ini pun sudah cukup baik.

Muhadjir juga menyebut bahwa kasus Covid-19 di Indonesia tidak terlalu parah dibandingkan yang terjadi di negara-negara besar lain.

Jika dibandingkan dengan negara yang jumlah penduduk terbesar lainnya di dunia, kasus Covid-19 di Indonesia terbilang masih kecil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com