"Sudah terlalu lama Indonesia memilih untuk membangun hubungan persahabatan dengan Vanuatu, termasuk dalam menunjukkan solidaritas dan simpati selama masa-masa sulit," kata Kalla seperti dikutip Antara.
Baca juga: Sosok Silvany Austin Pasaribu, Diplomat Muda yang Pukul Telak Perwakilan Vanuatu di Sidang Umum PBB
Ia menegaskan, untuk menciptakan masyarakat yang damai, berkelanjutan, dan berkeadilan, semua negara harus menghormati hukum dan prinsip-prinsip internasional PBB, termasuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial.
Dalam hubungan ini, Indonesia sangat menyesalkan upaya Vanuatu untuk mendukung atau bahkan yang terburuk menjadi bagian dari gerakan separatis di Papua.
"Tindakan permusuhan ini tidak memiliki tempat di sistem PBB. Suatu tindakan yang jelas melanggar prinsip-prinsip PBB," kata Wapres.
Ia menekankan, "Indonesia tidak akan membiarkan negara mana pun merusak integritas teritorial NKRI."
2019
Diplomat Indonesia Rayyanul Sangadji menegaskan, Papua akan selalu menjadi bagian dari Indonesia. Ia mengungkapkan hal itu saat memberikan hak jawab atas keterangan yang disampaikan Vanuatu.
"Papua akan dan selalu menjadi bagian dari Indonesia," tegas Rayyanul dalam video yang dipublikasikan oleh webtv.un.org Sabtu (28/9/2019).
Dia mempertanyakan apakah Vanuatu sudah mempelajari status legal dan historis Papua sebagai bagian integral dari Republik Indonesia.
Dia kemudian mengajak Vanuatu untuk kembali mendalami berbagai fakta sejarah mengenai Papua.
"Supaya Vanuatu tak mengulangi kesalahan yang sama berulang kali," ujarnya.
Diplomat asal Ambon tersebut kemudian menerangkan bahwa sejak kemerdekaan Indonesia, Papua sudah menjadi bagian di dalamnya.
Baca juga: Indonesia ke Vanuatu: Anda Bukan Perwakilan Papua, Berhentilah Berfantasi!
Pernyataan Rayyanul itu diperkuat dengan resolusi bernomor 2504 yang dihasilkan dalam Sidang Umum PBB 1969 silam.
Dia menyesalkan masih ada negara yang menanamkan permusuhan dan perpecahan pada negara lain.
Rayyanul menyoroti bahwa Vanuatu terus melakukan pendekatan provokatif dengan mendukung tudingan yang tidak berdasar pada bukti.
"Yang Vanuatu tidak sadari adalah provokasinya tak hanya menghasilkan sebuah harapan palsu. Namun juga memicu konflik," sesalnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.