JAKARTA, KOMPAS.com - Tim dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, menjadwalkan operasi pengangkatan benda asing berupa gotri di pipi kanan dan di bawah mata kanan anggota Polri, Bripka Tukim.
Rencananya, operasi terhadap korban penyerangan oknum prajurit TNI di Mapolsek Ciracas, Jakarta Timur, ini dilakukan pada Jumat (25/9/2020).
"Direncanakan operasi pengambilan benda asing ini dilaksanakan tanggal 25 September," ujar Kepala RSPAD Letjen TNI Bambang Tri Hasto dalam konferensi pers yang digelar di Markas Puspomad, Jakarta, Rabu (23/9/2020).
Baca juga: Prada MI Tak Menyangka Berita Bohong yang Dia Sebarkan Berujung Penyerangan Mapolsek Ciracas
Ia menjelaskan, pihaknya akan menerjunkan alat khusus untuk pengambilan gotri.
Alat khusus ini diperlukan karena posisi benda asing tersebut terletak di dinding belakang maksila korban.
"Sehingga memerlukan alat khusus untuk pasien ini untuk pengambilan gotrinya," kata dia.
Bripka Tukim sendiri telah memasuki hari ke-26 perawatan intensif di RSPAD sejak dirujuk dari Rumah Sakit (RS) Polri pada 1 September.
Berdasarkan pemeriksaan CT scan dan bronkoskopi, Bripka Tukim mengalami ablasio retina akibat lepasnya lapisan retina.
Luka itu diakibatkan adanya benda asing berupa gotri di pipi kanan dan di bawah mata bagian kanan.
Sementara itu, satu korban lainnya, Bripda Dimas saat ini telah menjalani perawatan di ruangan biasa.
Sedangkan, satu korban lainnya, Maulana, seorang sopir, kini sudah mulai menjalani rawat jalan.
Penyerangan Mapolsek Ciracas berawal dari kecelakaan tunggal yang dialami Prada MI, di Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, tepatnya di dekat pertigaan lampu merah Arundina pada Sabtu (29/8/2020) dini hari.
Akibat kecelakaan tersebut, Prada MI menderita luka di bagian wajah dan tubuh. Kepada pimpinannya, prajurit TNI AD ini mengaku mengalami kecelakaan tunggal.
Namun, informasi berbeda disampaikan Prada MI kepada rekan-rekannya. Prada MI mengaku dikeroyok sejumlah orang. Selain itu, para prajurit itu juga mendapat informasi yang menghina TNI.
Para prajurit tidak mengecek kebenaran informasi terlebih dulu terkait kecelakaan tersebut. Mereka terprovokasi informasi hoaks.